Perhelatan seni rupa terbesar di Indonesia Biennale Jogja X-2009 ditutup dengan pemberian penghargaan kepada dua seniman rupa Yogyakarta Ki Ledjar Subroto dan Kartika Affandi.
Penghargaan Lifetime Achievement Awards ini diberikan oleh Suwarno Wisetrotomo dan Dian Anggaini kepada kedua seniman pada penutupan Biennale Jogja X di Jogjakarta National Museum (JNM), Minggu (10/1).
Untuk diketahui, Ki Ledjar Subroto adalah pencipta wayang Kancil, sedangkan Kartika Affandi pelukis, keduanya asal Yogyakarta.
Direktur Biennale Jogja X Butet Kartaredjasa mengatakan pemilihan dua seniman tersebut didasarkan kepada nilai pengabdiannya kepada seni rupa. "Keduanya memiliki pengabdian dan totalitas yang tinggi dalam dunia seni rupa. Keduanya sudah teruji oleh zaman, hingga hari tuanya masih tetap konsisten," katanya.
Ia menambahkan, keduanya memiliki peran dan sejarah dalam konstelasi seni rupa Yogyakarta. Menurutnya, sebelumnya ada tujuh nama yang digodok mendapatkan penghargaan tersebut, namun pada hasil akhir hanya keduanya yang dirasakan paling tepat mendapatkannya.
Selain memberikan penghargaan kepada kedua tokoh itu, panitia Biennale Jogja X juga memberikan penghargaan Respect Award kepada Cemeti, Sanggar Bambu dan Taring Padi. Pada acara penutupan Biennale Jogja X ini juga dimeriahkan performance art Bayu Mercury, wayang kontemporer Milenium Republik Geger Ki Mujar Sangkerta, mandi tanah Dadang Christanto serta Bonyong Muni Ardie dengan makan lumpur.
Sementara, pengamat seni rupa Suwarno Wisetrotomo menyatakan, bagi dirinya kedua penerima penghargaan tersebut merupakan sosok di dunia seni rupa yang tidak bisa berpaling dari dunia seni rupa dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya keduanya pantas ditempatkan sebagai inspirator.
Ia menyebutkan, Kartika Affandi yang merupakan anak maestro pelukis Indonesia Affandi ini memiliki motivasi tinggi terus maju dan melaju dan terus menggubah karya-karya yang akhirnya memiliki ciri sendiri; suka melukis langsung keindahan panorama, orang-orang kecil, dengan tarikan garis yang ritmis, serta kemampuan membidik sudut pandang dengan perspektif yang canggih. "Kartika memiliki ciri tersendiri," katanya.
Penghargaan Lifetime Achievement Awards ini diberikan oleh Suwarno Wisetrotomo dan Dian Anggaini kepada kedua seniman pada penutupan Biennale Jogja X di Jogjakarta National Museum (JNM), Minggu (10/1).
Untuk diketahui, Ki Ledjar Subroto adalah pencipta wayang Kancil, sedangkan Kartika Affandi pelukis, keduanya asal Yogyakarta.
Direktur Biennale Jogja X Butet Kartaredjasa mengatakan pemilihan dua seniman tersebut didasarkan kepada nilai pengabdiannya kepada seni rupa. "Keduanya memiliki pengabdian dan totalitas yang tinggi dalam dunia seni rupa. Keduanya sudah teruji oleh zaman, hingga hari tuanya masih tetap konsisten," katanya.
Ia menambahkan, keduanya memiliki peran dan sejarah dalam konstelasi seni rupa Yogyakarta. Menurutnya, sebelumnya ada tujuh nama yang digodok mendapatkan penghargaan tersebut, namun pada hasil akhir hanya keduanya yang dirasakan paling tepat mendapatkannya.
Selain memberikan penghargaan kepada kedua tokoh itu, panitia Biennale Jogja X juga memberikan penghargaan Respect Award kepada Cemeti, Sanggar Bambu dan Taring Padi. Pada acara penutupan Biennale Jogja X ini juga dimeriahkan performance art Bayu Mercury, wayang kontemporer Milenium Republik Geger Ki Mujar Sangkerta, mandi tanah Dadang Christanto serta Bonyong Muni Ardie dengan makan lumpur.
Sementara, pengamat seni rupa Suwarno Wisetrotomo menyatakan, bagi dirinya kedua penerima penghargaan tersebut merupakan sosok di dunia seni rupa yang tidak bisa berpaling dari dunia seni rupa dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya keduanya pantas ditempatkan sebagai inspirator.
Ia menyebutkan, Kartika Affandi yang merupakan anak maestro pelukis Indonesia Affandi ini memiliki motivasi tinggi terus maju dan melaju dan terus menggubah karya-karya yang akhirnya memiliki ciri sendiri; suka melukis langsung keindahan panorama, orang-orang kecil, dengan tarikan garis yang ritmis, serta kemampuan membidik sudut pandang dengan perspektif yang canggih. "Kartika memiliki ciri tersendiri," katanya.
Kirim Komentar