Cerita yang diangkat di film layar lebar nasional saat ini masih dinilai seragam, yakni hanya berkisahkan tentang cinta dan horor. Padahal, sejatinya banyak sekali tema yang bisa diangkat ke dalam film. Saat ini, cerita tentang cinta dan hantu itu sudah basi.
Hal tersebut dinyatakan oleh sutradara film John De Rantau ketika memberikan workshop kepada peserta LA Light Indie Movie di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Sabtu (31/7).
"Saya ingin tak hanya ada tema basi yaitu hanya hantu dan cinta. Tema yang ada untuk dijadikan film itu sangat beragam," tutur sutradara film Denias, Senandung Di Atas Awan itu.
Lebih lanjut sineas yang akan memproduksi film Obama Anak Menteng tersebut mengimbau agar sineas muda Indonesia untuk benar-benar serius dalam menekuni dunia film yang dijadikan pilihannya.
"Kalau ingin buat film, seseorang harus menjadikan film itu sebagai hobi dan gaya hidup. Niscaya, hasilnya dan perspektifnya akan berbeda," tuturnya meyakinkan ratusan sineas muda Jogja.
Menurutnya, adalah kesalahan bagi seseorang yang hanya menjadikan profesi di film hanyalah pekerjaan sesaat dan hanya sebagai batu loncatan saja. "Film itu lebih dari itu. Membuat film itu adalah sebuah ritual," tegasnya.
Meski demikian, John meyakinkan setiap orang untuk paling tidak mencoba membuat film. Karena menurutnya, untuk membuat film adalah sebuah pekerjaan yang sebenarnya tidak sulit dan mahal.
"Yang penting dalam membuat film adalah niat yang tulus dan yang pasti adalah mempunyai kamera. Dua hal itu saja suda bisa menghasilkan sebuah film," terangnya.
Mengenai ide dan skenario, John mengaku hal-hal tersebut tak harus dipikirkan terlalu rumit. Bahkan baginya, membuat film tak harus dengan sebuah tulisan naskah yang panjang dan lengkap.
"Bikin film itu tak harus rumit. Yang paling penting dalam membuat film itu adalah ceritanya punya kedalaman dan makna yang bisa dimengerti dan didapat oleh penonton," kata sutradara yang pernah membuat film tanpa skenario itu.
Baginya, skenario bisa saja dikembangkan ketika film diproduksi atau dengan pertukaran ide ketika dalam perjalanan membuat film. Untuk itu, skenario tak selalu harus dituliskan secara detil.
Kirim Komentar