
prof. Johana mengatakan bahwa aktivitas ini merupakan bentuk kegelisahan akan terbatasnya
jangkauan layanan psikologi klinis untuk kesehatan mental masyarakat. Mahalnya layanan psikologi merupakan masalah esensial,
Biasanya layanan satu satu terapis-satu klien.
Dalam hal ini psikologis mikro-makro mampu menjawab permasalahan yang ada. Dengan metode
ini, psikologis klinis mikro-makro berusaha untuk mengubah sistem, organisasi, atau kebijakan yang mendukung terjaganya
kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Contoh dari pslikologi klinis terapan yang diungkapkan oleh prof. Johana adalah program
pengurangan penggunaan injeksi di 24 puskesmas di Kab Gunungkidul dengan menggunakan metode Interactional Group Discussion
(IDG) pada tahun 1992. Dengan pola menemukan dokter, perawat dan pasien terbukti efektif menurunkan penggunaan injeksi
sebesar 24.3% sampai 65.9%.
Kirim Komentar