Gudeg.net— Gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah (5/10) dengan magnitudo 7,4 SR meninggalkan kerusakan dan trauma. Tak hanya berdampak pada korban di lokasi, tetapi juga pada mahasiswa asal Sulteng yang sedang menuntut ilmu di Jogja. Dampak paling terasa untuk mahasiswa rantauan ini adalah dampak finansial.
Menyikapi kejadian ini, KAGAMACare sebagai komunitas alumni UGM berinisiatif untuk membantu mahasiswa-mahasiswa ini. Bersama dengan masyarakat, KAGAMACare mendirikan dapur umum, makan gratis, pemeriksaan kesehatan, dan pendampingan psikologis.
Dapur umum didirikan di Asrama Mahasiswa Sulawesi Tengah di Jalan Bintaran Tengah No. 8, sedangkan makan gratis juga diadakan di cafetaria Kopma UGM.
Ipung Purwandari SH bersama dengan mahasiswa berbelanja peralatan masak berupa kompor gas dan tabung gas, peralatan makan sepert piring dan gelas, juga beberapa kebutuhan pokok seperti telur dan minyak goreng. Dengan adanya dapur umum diharapkan kebutuhan makan tercukupi dan mahasiswa bisa fokus belajar.
Untuk program makan gratis, KAGAMACare bekerja sama dengan Koperasi Kopma UGM. Program ini dinamakan Program Warung Gratis yang dilaksanakan sejak 5 Oktober lalu hingga 12 Oktober mendatang.
“Program ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa agar tetap fokus belajar meraih cita-cita, dan meringankan beban mereka,” kata Dr. Iva Ariani, S.S., M.Hum., Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol.
Bantuan medis untuk mahasiswa dilakukan oleh dr. Tanti Idayanti, mewakili KAGAMACare di asrama Sulawesi Tengah. Bekerja sama dengan perawat dari Bulat Sabit Merah Indonesia (BSMI), dr. Tanti melakukan pemeriksaan terhadap semua penghuni asrama. Obat diberikan sesuai diagnosis masing-masing. Selain pemeriksaan pada mahasiswa asrama, dr. Tanti juga menerima keluhan ringan via pesan singkat.
Program pendampingan mahasiswa saat ini sedang disusun oleh Ikatan Psikologis Klinis (IPK) dan KAGAMACare untuk mahasiswa yang membutuhkan. Tujuannya adalah untuk membantu pemulihan mental psikologis agar kondisi psikologis yang terguncang bisa lebih stabil pulih, tidak menjadi lebih parah.
Selain beraktivitas di Jogja KAGAMACare juga mengirim tim ke Palu. Tim pendahulu berangkat dari Jogja tanggal 5 Oktober dan sampai di Palu tanggal 6 Oktober pagi. Untuk pendanaan, selain mengandalkan donasi Alumni UGM, KAGAMACare juga mendapat dukungan dana dari KAGAMA Saudi Arabia, IATMI Saudi Arabia dan KAGEOGAMA.
“Warga negara Indonesia yang berada di Saudi Arabia ikut merasakan duka yang dialami oleh bangsa kita yang berada di Palu dan sekitarnya,” ungkap Ketua IATMI KSA dan KAGAMA KSA, Gentur Sedyaporna Suhargo.
Ungkapnya lebih lanjut, bantuan yang diberikan mungkin belum bisa mencakupi keseluruhan kebutuhan di daerah terdampak, tetapi donasi tersebut adalah bentuk wujud dari kepedulian terhadap pemulihan pasca gempa dan tsunami yang terjadi di Donggala, Palu Sulawesi Tengah.
Kirim Komentar