Tarian Bumi Ngayogyakarta tampil memukau ribuan masyarakat yang hadir dalam kirab budaya dan pisowanan agung di Pagelaran Kraton Ngayogyakarta (07/10). Acara yang berlangsung sejak jam 14.00 WIB hingga 18.00 WIB tersebut menghadirkan mahakarya tarian hasil kolaborasi sejumlah seniman di Yogyakarta. "Tarian ini melibatkan seluruhnya da 100 orang baik itu penari maupun wiyogo," jelas Kristanti Purnama Ningrum, S. Sn pada Tim Gudegnet.
Tarian ini merupakan sebuah penggambaran singkat namun padat. Dikemas menarik, bercerita tentang terbentuknya Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat. Cerita dimulai sejak Belanda memecah Mataram menjadi dua dalam perjajian Giyanti tahun 1755 hingga bergabungnya Yogyakarta sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Proses dimulai sejak 1 bulan yang lalu dan memakan waktu seminggu latihan minimal 2 kali. "Setiap latihan membutuhkan waktu 4-5 jam," tukas Kristanti. Dari 100 orang tersebut, diakuinya memang cukup susah mengatur jadwal karena masing-masing memiliki kesibukan. Kadang dalam setiap latihan, ada saja salah satu pengisi yang ijin dengan aktivitas masing-masing. Namun, ia beserta rekan 1 timnya tetap kukuh tarian ini harus sempurna.
Hebatnya, tidak ada 1 dosen pun yang terlibat dalam pembuatan tari hingga pembuatan musik gamelannya. Smua digarap oleh para seniman muda Yogyakarta yang konsern pada pendirian masing-maing. "Ada pelajar, mahasiswa serta para seniman Yogya, sangat membanggakan," tukasnya. Prosesd produksi pun Kristanti mengaku dapat sokongan dana dari instansi terkait. Sehingga beban tidak terasa berat.
Sebagai hasil akhirnya, setelah pementasan kemarin, ia dan juga rekan-rekan sangat puas dalam penampilannya di depan ribuan masyarakat Yogyakarta. "Semoga tarian ini menghibur sekaligus dapat mengedukasi penontonya," tutup Kristanti
Seni & Budaya
Susahnya Mengatur Ratusan Orang

Kirim Komentar