Onno W Purbo, Harwan Aconk Panuju, Mandy Marahimi dan vindra menjadi pengisi simposium yang bertajuk Media, Seni & Budaya: Perubahan & Tantangannya diabad 21. Empat tokoh tersebut memiliki ragam keahlian yang berbeda-beda dalam memanfaatkan internet sebagai medianya.
Onno merupakan pakar Teknologi Informasi terkemuka di Indonesia. Harwan Aconk Panuju merupakan pembuat film Tony Blank Show, Mandy si founder wujudkan.com dan Vindra adalah Pendiri PamitYang2an Qwerty Radio.
Empat tokoh tersebut menggunakan internet dari sisi yang berbeda sesuai dengan tujuan masing-masing. Dalam konteks perkembangan teknologi, Onno mengaku meleknya masyarakat terhadap internet dapat memiliki dua sisi, positif maupun negatif. "Sisi baiknya ya seperti pemanfaatan sosial media yang dipergunakan untuk membantu sesama, Jalin Merapi misalnya," jelas laki-laki lulusan Institut Teknologi Bandung tersebut.
Ia menerangkan, rakyat Indonesia merupakan pengguna aktif telepon genggam jumlahnya 180 juta orang. 45 juta diantaranya pengguna internet aktif, serta 30 juta diantaranya adalah pengguna facebook. "Melalui sosial media dan blogger, masyarakat Indonesia dapat membantu sesama terutama yang tidak pernah tercover pemerintah, ini sangat positif," tambahnya.
Ratusan peserta larut dalam presentasi, saat Aconk bercerita mengenai pembuatan film Tony Blank Show, mereka pun tertawa lepas. Begitu juga saat Vindra bercerita mengenai Pamit Yang2an. Generasi muda, kini memanfaatkan internet tidak sekedar bertegur sapa melalui sosial media namun dapat mengaktualisasikan karya di Youtube dan radio internet.
Dalam simposium tersebut, Onno pun menceritakan efek negatif internet, "Misalnya kasus Prita yang dipenjara karena curhatan di surat elektronik, namun terjadi gelombang dukungan tanpa henti dari arus bawah," jelasnya.
Adanya UU ITE yang mengatur informasi elektronik, transaksi elektronik dan berbagai hal yang terkait dengan data elektronik memang membuat masyarakat tidak bisa berbuat banyak. Kebebasan seperti dibatasi. "Makanya asal tidak ada yang komplain, pasti aman, itu budaya di Indonesia," tukas Onno yang kemudian disambut gelak tawa peserta.
Diskusi yang berlangsung di Universitas Duta Wacana (19/11) ini, sengaja dilakukan panitia Biennale XII Equator #2 dalam rangka memasukkan internet sebagai new media dalam rangka memasuki era budaya digital. Media internet tentunya dapat mendukung Seni & Budaya serta diskusi tersebut tentunya dapat meneropong Biennale Jogja dimasa depan.
Seni & Budaya
Pakar IT Bicara di Biennale XII

Kirim Komentar