Seminar teknologi Mikrotik User Meeting (MUM) yang diadakan di Yogyakarta, 29 - 30 November 2013 dibanjiri ribuan peserta dari Indonesia dan beberapa negara lainnya. Acara tahunan berskala internasional itu diharapkan mampu menjadi sarana belajar dan berbagi ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi.
Chandra Yudha, karyawan swasta, mengatakan sebagai sebuah produk, Mikrotik menarik untuk dipelajari. "Kekuatan produknya lengkap," katanya. "Ditambah lagi layanan after sales-nya." Selain itu, baginya, harga Mikrotik lebih murah dibandingkan produk sejenis.
"Up date-nya juga selalu tersedia," katanya.
Sedangkan Luthfi, mahasiswa AMIKOM, datang ke MUM lantaran penasaran ingin tahu perkembangan teknologi yang ditawarkan Mikrotik Indonesia. Baginya, pilihan menggunakan produk perusahaan yang berlokasi di Jalan Petung 31, Papringan, Yogyakarta itu lebih rasional. "Budget-nya rendah tapi teknologinya bagus," katanya.
Mewakili lima temannya, ia mengatakan ketertarikan itu dimulai di bangku kuliah. "Terutama yang mengambil jurusan jaringan," katanya.
Komentar serupa diutarakan Edi, pegawai warnet Shelter.net. Selain itu acara ini menjadi ajang reuni. "Yah, buat ketemu temen-temen yang lama ngga ketemu," katanya.
Saat ditanya, apakah ia merasa kesulitan mengartikan presentasi dalam bahasa Inggris, ia mengiyakan. "Kebetulan saya Inggris-nya pasif," katanya. "Tapi nanti banyak pembicara lokalnya."
MUM menghadirkan pakar teknologi informasi dari Indonesia, Australia dan Czech. Ada Valens Riyadi (Citraweb), Subiyantoro (Spektrum Indonesia), Herry Dermawan (Belajarmikrotik.com), Rofiq Fauzi (ID-Networkers), Achmad Mardiansyah (Garda Lintas Cakrawala), Trang Wisesa Wardhani, Andrew Pakpahan (Universitas Advent Indonesia), Nurakhmad Ragil (Dyas Rtwnet), Asnul Bahar Arief (UFOAkses), serta Bambang Harianto (reuter.co.id).
Lalu, Mike Everest (Duxtel, Australia) dan Jaromir Cihar (Sys Data, Czech Republic)
Kirim Komentar