Bantu UMKM dengan Alat Penggiling Kedelai

Dalam rangka memenuhi permintaan pasar, industri tempe yang memanfaatkan mesin penggiling kedelai kini telah masuk ke UMKM seperti produksi tempe yang ada dikawasan Jatimulyo RT 05/RW02, Kricak. Perajin tempe usaha kecil dikawasan Tegalrejo, Yogyakarta tersebut kini tengah mencoba mesin hasil ciptaan salah seorang dosen UGM Yogyakarta.

Suyadi namanya, ia bersyukur telah menikmati mesin pembuat tempe hasil ciptaan dosen Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM, Ir. Mudjijana, M.Eng. Mesin pengupas kedelai jenis screw ini memang tampak sama, namun prinsip kerjanya hampir serupa dengan alat pengupas lain yang sudah ada.

Secara khusus, mesin ciptaan Mudjijana ini menggunakan plat berbentuk ulir. Dengan adanya ulir, gaya pemecahan menjadi lebih halus sehingga mengurangi hancurnya kedelai saat penggilingan.

Hasil pengupasan menggunakan mesin ini mampu mendekati angka 10 kg kedelai dan dapat menghasilkan 200 bungkus tempe. "Nah setelah memakai alat ini, proses pengupasan kulit ari kedelai jauh lebih cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama dan tidak menguras tenaga," jelas Suyudi.

Kesuksesan Mudjijana dalam membuat mesin pembuat tempe berkapasitas 10 kg tidak membuatnya puas. Ia kini mengembangkan mesin penggiling dengan kapasitas 250 kg/hari. Seiring berjalannya waktu, mesin tersebut belum ingin dipasarkan secara luas. Saat ini ia masih ingin melakukan beberapa penyempurnaan disejumlah bagian.

"Saya maksimalkan fungsinya dulu, baru setelah itu penyempurnaan dibagian bentuknya, sembari menunggu proses penyempurnaan, jika telah mendapat bentuk yang cocok, baru akan kami pasarkan,"tutup Mudjijana ramah.