Aksi penyelamatan gumuk pasir kini menghadapi sejumlah tantangan. Tidak hanya dari tambak, namun upaya memberikan pendidikan sekaligus penyadaran kepada masyarakat harus terus digalakkan, jika tidak, maka 5 hingga 10 tahun lagi gumuk pasir yang terkenal seantero dunia itu akan musnah. Demikian informasi tersebut disampaikan sekretaris Save our Sand Dunes Live, Surya Wijaya saat bertemu dengan Tim Gudegnet pagi ini.
"Kami memiliki dua pekerjaan rumah yakni Parangtritis dan Gumuk Pasir, satu paket ini menjadi kewajiban kami mengawal terus kebersihan dan kelestariannya," ungkap mahasiswa yang telah 1 tahun berupaya keras bersama rekan 1 tim dalam menyelamatkan gumuk pasir.
Saat pengumpulan sampah an organik kala valentine di dua lokasi tersebut, terkumpul sebanyak 5 kali angkut setara kendaraan roda 3 dan 1 kali angkut setara mobil pick up. Tidak semua sampah diangkut yang bersifat organik langsung dibakar dilokasi tertentu.
Dalam menghidupkan komunitas ini, Surya secara jujur masih perlu banyak dukungan dari berbagai pihak yang tentunya memiliki visi dan misi yang sama dengan pilar SOSDL. Banyak kekurangan biaya, masing-masing dari kami secara suka rela menutupi kekurangan operasional, kami kesulitan untuk mendapatkan donatur," tambahnya.
Sebagai informasi, Gumuk Pasir merupakan sebuah fenomena alam yang terbentuk dalam kurun waktu ratusan tahun. Fenomena Gumuk Pasir berbentuk Bulan Sabit atau Barchan hanya terdapat di Parangtritis dan di Meksiko.
Dalam upaya menyelamatkan hal itu, pihaknya mengusulkan pada pemerintah untuk memetakan wilayah gumuk pasir dengan zonasi : Pertanian dan perikanan dan ternak, Pengembangan usaha wisata, Pemukiman serta zona bebas.
"Aksi sosial ini tentunya akan lebih berhasil jika masyarakat dikawasan pantai Parangtritis dapat ambil bagian dalam pelestarian gumuk pasir dan upaya penanganan sampah. Kami juga terus mencari solusi terbaik bersama masyarakat untuk menanggulangi kerusakan gumuk pasir, semoga semua pihak mendukung kami," tutupnya ramah.
Kirim Komentar