Tips Hari Ini

Tips Menulis Surat a la Kartini

Oleh : Admin / Jumat, 03 Juli 2015 07:19
 Tips Menulis Surat a la Kartini

Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini. Kartini dihormati sebagai figur yang menginspirasi para perempuan untuk memperjuangkan emansipasi. Kini, 111 tahun setelah kematiannya, ide emansipasi perempuan makin hidup di Indonesia. Sudah jamak kita jumpai perempuan yang memimpin organisasi, menjadi pejabat negara, hingga tokoh-tokoh penting di masyarakat.


Menilik gagasan emansipasi Kartini, kita tidak bisa lepas dari aktivitas surat-menyurat yang kemudian dibukukan oleh JH Abendanon menjadi buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Surat-menyurat Kartini dengan Stella yang dimulai 25 Mei 1899 ini yang dinilai sebagai surat-menyurat berharga untuk memperjuangkan emansipasi perempuan.

Nah, di kesempatan ini, alangkah baik jika kita belajar dari Kartini bagaimana menulis surat yang inspiratif. Mari kita model isi surat yang ia tulis untuk sahabat-sahabat penanya, yakni Estella H Zeehandelaar, Nyonya Ovink-Soer, Nyonya Abendanon-Mandri, Prof Anton dan Nyonya, Hilda G de Booij, dan Nyonya van Kol.

Ungkapkan Sepenuh Jiwa

Surat-surat Kartini begitu personal. Ia menyapa setiap sahabat penanya dengan ungkapan-ungkapan yang mewakili isi hati: menyentuh. Kepada Stella, ia ungkapkan kegundahannya sebagai perempuan yang terkurung di rumah. Ia rindu kebebasan. Surat ia tuliskan untuk membuka cakrawala dari sahabat pena.

Sampaikan Keinginan Terbesar

Jika sekarang kita mengenang Kartini sebagai sosok berkonde yang tampak lugu, ternyata isi kepala Kartini penuh dengan semangat. Ia tulis, “Tahukah kamu apa semboyan saya? “Saya mau!” Dua patah kata pendek itu sudah melalui bergunung-gunung rintangan.” Terasa sekali bagaimana ia bergumul dengan pikirannya, berupaya mencari solusi untuk atasi hambatan, dan mempertajam keinginannya untuk menjadi sama dengan laki-laki.

Detail Dalam Antusiasme

Ide tentang emansipasi Kartini tak datang tiba-tiba. Proses panjang ia lalui. Emansipasi bukan hanya mewakili dirinya sendiri, melainkan suara orang-orang yang ia jumpai dan dengar dalam pergaulan. Kartini pengamat yang cermat. Tentang hal-hal kecil yang terjadi di lingkungannya ia catat dengan seksama. Ia ceritakan hal-hal kecil itu kepada sahabatnya sebagai cerita yang bermakna. Ia menulis tentang perkawinan, tentang ayahnya yang sakit, dan tentang pelajaran agama yang belum ia mengerti. Dan masih banyak cerita lain yang tersebar di 100 suratnya.

Ketika surat-surat berbahasa Belanda yang ditulis Kartini dibukukan dan diberi judul Door Duistemis Tot Licht, kita belajar bahwa semangat perubahanlah yang menjadikan kita mengenangnya sampai sekarang. Maka, pesan Kartini, menulislah tentang perubahan!

Salam perubahan,

CoachWriter @AAKuntoA
Licensed NLP Practitioner
www.aakuntoa.com | www.solusiide.com | aakuntoa@solusiide.com

(Foto: liputan6.com)


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini