Banyak orang gagal “menjual diri” dalam banyak hal. Mereka tidak mampu mengemas profil pribadi secara proporsional dan menarik. Mereka tidak paham bagaimana menuliskan kemampuan diri tanpa terkesan sombong. Mereka juga tidak bisa menjelaskan tentang kekurangan diri tanpa terbaca rendah diri.
Di era internet sekarang dan ke depan, ketika sebagian besar aspek kehidupan membutuhkan kemampuan “menjual diri” lewat tulisan, kemampuan mengemas cerita tentang diri sendiri begitu dibutuhkan. Baik untuk menawarkan jasa, melamar pekerjaan, maupun menunjukkan kapasitas profesional diri.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, saya menyusun materi belajar bernama “Selfie Writing with NLP”. Dalam materi ini melatihkan secara praktik bagaimana membedakan diri antara selfie dengan narsis, dan bagaimana mengemas tulisan tentang diri sendiri yang memikat orang lain. Jika anda mengikuti pelatihan menulis dengan materi ini, secara Neuro-Linguistic Programming, anda akan menguasai beberapa hal berikut ini:
Pahami Kebutuhan Orang Lain
Riset-riset psikologi menyebutkan, setiap orang punya kecenderungan besar suka pada dirinya sendiri. Sesudah itu barulah suka pada orang lain. Ini mengapa pada mereka yang sedang jatuh cinta ada ungkapan, “Saya suka dengan dia karena kami sama-sama suka nonton film.” Suka karena kesamaan. Maka, dalam menulis tentang diri sendiri, sampaikan dulu apa kesamaan anda dengan pembaca. Tulis, contohnya: “Saya suka dengan orang-orang seperti anda....”
Berpihak Pada Orang Lain
Memahami saja tidak cukup. Masih berjarak. Masuki diri orang lain seolah-olah kita menjadi orang lain. Rasakan bagaimana menjadi orang lain tersebut. Lihat apa yang dilihat orang lain tersebut. Dengar apa yang didengarnya. Menyatu dalam diri orang lain jadikan kita betul-betul paham orang lain. Tulis, contohnya: “Saya bisa merasakan apa yang anda pikirkan....”
Nyatakan Sikap Anda
Saat cukup memahami orang lain, barulah nyatakan siapa anda, apa yang anda pikirkan, dan... apa yang anda inginkan dari orang lain. Masuki secara halus lewat pintu yang sudah dibukakan oleh orang lain. Contoh: “Sebagaimana anda, saya juga.... Saya pernah.... Saya mengalami.... Dan, seperti anda, saya ingin.... Saya yakin.... Saya punya pengalaman.... Saya semakin yakin....” Saat membaca ini, gantian orang lain yang seolah menjadi anda.
Salam selfie,
CoachWriter @AAKuntoA
Licensed Practitioner of NLP, The Society of NLP, USA.
aakuntoa.com | solusiide.com | aakuntoa@solusiide.com
(Foto: killadj.com)
Kirim Komentar