Tidak hanya kalangan scientist dan akademisi saja yang bisa menghasilkan karya teknologi. Namun, di Transformaking 2015: The International Summit on Critical and Transformative Making semua bisa membuat sesuatu yang bernuansa teknik dan seni. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh inisiator program Transformaking 2015, Venzha Christ.
Ia beserta teman satu tim ingin menggugah para pembuat kebijakan untuk sadar bahwa dilingkup masyarakat grass root ada banyak karya up to date yang penting untuk diketahui. "Disini kami memiliki data riil karya inovasi yang tidak dimiliki oleh para policy maker seperti Badan Ekonomi Kreatif, Kemendikbud dan Kemenristek," katanya.
Sejumlah karya cerdas ciptaan anak bangsa dan karya dari 21 negara tampil dari 14-16 September di Jogja National Museum. Lihat saja seperti mobil karya UII, aero modelling UGM, robot, music box, peka kota, becak listrik, sistem telemetri kualitas air kolam, sistem pengaman pintu jamak dengan RFID, dan karya unik dari India berjudul "aviation system".
"Karya favotit saya itu dari India milik Sara Chandra. Ia meng-hack data satelit kemudian data itu bisa ditampilkan dilayar. aviation system yang seberanya hanya diketahui oleh otoritas bandara ini dapat dilihat secara periodik. Lalu lintas pesawat udara yang lagi terbang di Jogja, ini bisa dilihat datanya secara utuh. Ilmu seperti itu akan sangat bermanfaat & menginspirasi orang dan ada cara untuk memanfaatkan teknlogi itu sendiri tanpa harus membayar," terangnya.
Ia berharap cara sosial memanfaatkan teknologi yang tak mengganggu orang, tidak merugikan orang lain seperti ini bisa di share kesemuanya tanpa adanya biaya apapun dan bisa jadi sesuatu yang penting dipenyelenggaraan transformaking.
Kirim Komentar