Perhelatan Tawur Agung kesanga yang terpusat secara nasional di Candi Prambanan Yogyakarta semakin meriah dengan adanya penampilan sejumlah kebudayaan nusantara berupa tarian yang dipersembahkan oleh puluhan mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Kesenian tari yang mewakili keragaman Indonesia tersebut diantaranya adalah Sendratari Ramayana versi Bali, Reog Ponorogo, Tari dari Dayak, Sumatra dan Jawa.
"Pemilihan tema Keberagaman Perekat Persatuan merupakan sebuah semangat yang bermakna pentingnya memperkuat persatuan sebagai kekuatan bangsa dalam menjaga keutuhan NKRI menuju kehidupan yang damai dan harmonis," jelas Ketua Umum Tawur Agung, I Gusti Ngurah Putra saat bertemu dengan rekan media.
Tawur Agung sebelum Nyepi menurutnya merupakan sebuah aktivitas untuk mengamalkan Tri Hita Karana yakni sebuah hubungan untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan pencipta, dengan alam dan hubungan harmonis sesama manusia.
"Saat Nyepi nanti, umat Hindu akan melakukan Catur Brata Penyepian yakni tidak menyalakan api, tidak berpergian, tidak bekerja dan tidak melakukan sejumlah aktivitas kesenangan," tambahnya.
Tujuan dari aktivitas ini yakni agar umat dapat meningkatkan kualitas hidup secara jasmani dan rohani. Salah satu umat yang ditemui Tim Gudegnet setelah upacara Tawur Agung, Sumiyati S.ag, M.pdh, kepada Tim Gudegnet mengaku datang dari Kabupaten Kendal untuk melaksanakan Tawur Agung bersama dengan umat Hindu lainnya yang datang dari berbagai penjuru.
"Kami telah mengikuti Tawur Agung semenjak 1985 hingga sekarang, karena saya berprofesi sebagai guru agama maka meskipun jauh kami harus mampu menjadi seorang penegak dan penuntun umat," kata sosok yang suaminya juga bekerja sebagai guru agama Hindu di Ambarawa tersebut.
Ia berharap dengan adanya upacara ini, kualitas iman umat semakin meningkat dan terus bersyukur atas kelimpahan rahmat yang diberikan oleh Sang Hyang Widi Wasa.
Kirim Komentar