Sosial Ekonomi

Siapa pun Dia! Ini 9 Pitutur Jawa Yang Sebaiknya Dihidupi Walikota Yogyakarta

Oleh : Albertus Indratno / Rabu, 23 Maret 2016 15:35
Siapa pun Dia! Ini 9 Pitutur Jawa Yang Sebaiknya Dihidupi Walikota Yogyakarta


Gegap gempita pemilihan walikota Yogyakarta sudah terasa. Riuh obrolan di sosial media atau angkringan mengarah kepada siapa sosok yang akan menjadi orang nomor satu di kota Istimewa ini. Tak peduli lewat jalur independen atau partai politik, ada 9 Pitutur Jawa yang sebaiknya dihidupi pemimpin kota itu. Siapa pun dia dan dari mana asalnya. 

Nah, ini dia daftarnya. Simak ya!

#1 Tatag, teteg, tangguh, tanggon, tutug.

Seorang pemimpin harus menjadi pribadi yang tatag (tegar), teteg (kuat atau tak tergoyahkan), tangguh atau dapat diandalkan. Selain itu pemimpin sebaiknya tanggon atau paham akan permasalahan serta tutug atau bisa menyelesaikan persoalan dengan baik sesuai tujuan yang diharapkan. 

#2 Aja leren yen durung katekan sedyamu. Aja kemba ing gawe yen arep kasembadan ciptamu

Ibarat sebuah perlombaan, pemimpin harus terus berlari sampai tercapai tujuan yang diharapkan serta tidak pernah jenuh bekerja hingga terwujud cita-citanya. 

#3 Becik ketitik, ala ketara, bener ketenger

Percayalah, segala sesuatunya pasti terungkap. Pitutur itu sebagai pedoman untuk menghindari kejahatan dan tetap memperjuangkan kebaikan. Segala sesuatu yang baik, buruk atau pun benar akan tampak walaupun sebelumnya tertutup. 

#4 Aja dumeh pinter, tumindakmu dadi keblinger

Seorang pemimpin, setinggi apapun jabatannya, sebanyak apapun gelarnya, ia seorang pembelajar yang tak pernah selesai. Pitutur Jawa itu artinya jangan pernah merasa paling pandai dan sombong lalu bertindak menyimpang.

#5 Aja rumangsa paling bisa, nanging bisa ngrumangsa

Pemimpin memiliki kuasa politis. Sedangkan hal-hal lainnya, ia perlu membagi tugas dan tanggung-jawabnya. Saat memimpin, sebaiknya tidak merasa paling bisa tetapi harus berani mengukur kemampuan diri.

#6 Maca iku laku tumuju gapuraning rahayu

Pemimpin sebaiknya menghidupi kebiasaan membaca. Membaca dalam konteks yang lebih luas adalah  memahami atau memperhitungkan. Semisal; memahami persoalan sosial atau memperhitungkan risiko atas sebuah keputusan. Pitutur atau perkataan itu secara jelas ingin menunjukkan bahwa membacalah untuk mencapai keselamatan dan kesejahteraan. 

#7 Neng – ning – nung – nang

Pemimpin sebaiknya neng – ning – nung –nang. Seperti namanya neng atau meneng yang maknanya diam. Dimana segala sesuatu harus dimulai dari sikap diam, tenang sambil memuji Tuhan.  Setelah diam, seorang pemimpin masuk ke dalam ning yang berarti wening atau bening. Setelah berserah kepada Tuhan lalu muncul kejernihan hati. Kejernihan itulah yang memberi nung (hanung) yang maknanya kekuatan. Dan pada akhirnya nang; menang atau kekuasaan dari Tuhan-lah yang terwujud. 

#8 Elingo yen anane kemajuan saka sethithik

Pitutur itu bermakna bahwa ingatlah bahwa kemajuan diperoleh dari sedikit demi sedikit. Sebelum bicara perkembangan kota, seorang pemimpin harus memastikan ada perbaikan kualitas diri terlebih dulu, lalu berkembang kepada hal-hal kecil lainnya barulah mencapai perubahan yang ukurannya lebih besar. 

#9  Memayu hayuning bawana

Setiap pemimpin pada khusunya atau manusia secara umum sebaiknya mengusahakan keselamatan dan kelestarian bagi bumi atau dunia yang ditempati. 

Semoga pitutur Jawa itu juga berguna bagi pembaca semua. 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini