Yogyakarta, Indonesia - www.gudeg.net Siapa bilang jadi perempuan hanya bisa di rumah atau menjadi wanita karier. Sosok yang satu ini bisa dibilang punya hobi gahar karena suka berkendara bersama motor antiknya. Tim Gudegnet menemui Restu Gautama saat acara Djogjantique Day 2016 pada Jumat (19/8) di lapangan Jogja Adventure Zone, Yogyakarta.
Persempuan yang berasal dari Bandung itu mulai mengenal motor antik sejak tahun 1991. Saat itu Restu masih duduk di bangku sekolah menengah. Ia mulai jatuh cinta pada sepeda motor merek BSA buatan tahun 1956.
BSA sendiri memiliki rekam jejak yang panjang. BSA atau kependekan dari Birmingham Small Army ini merupakan perusahaan yang berdiri sejak tahun 1861 di Birmingham, Inggris. Selain membuat sepeda motor, bisnis yang dipelopori lima pembuat senjata / gunsmith J.D Goodman, Sir Hallewell, Dudley Docker, Sir Bernard Docker, serta Jack Sangster ini juga merakit bis, mobil, amunisi serta kendaraan militer lainnya.
Restu menyukai motor BSA berkapasitas 350 CC karena saat itu ia lebih banyak berteman dengan laki-laki. "Rasanya kalau punya barang antik itu jadi pusat perhatian," katanya sambil tersenyum.
Sayangnya, hobi itu ditentang orang tuanya. Ibarat pacaran, ia pun harus backstreet selama lima tahun dalam memelihara dan menjaga motor antiknya. Sampai ia bertemu laki-laki yang memiliki hobi sejenis dan kemudian menjadi suaminya. Dukungan suami berbuah manis. Orang tuanya yang semula menolak lalu setuju dan mendukung Restu.
Sampai sekarang, Restu mengkoleksi empat motor antik BSA 1956 (350 cc), Sparta Villiers 1952, Matchless 1954 serta Triump 1973 - 650 cc. "Pertama kali BSA itu lalu berlanjut ke koleksi lainnya," jelas anggota komunitas Himpunan Motor Tua Bali yang bergabung sejak tahun 2005 tersebut.
Ibu satu anak yang sekarang tinggal di Denpasar, Bali ini kerap melakukan perjalanan lintas pulau. "Dulu dari Jakarta ke Lampung," katanya. "Tahun 2015 dari Denpasar ke Yogyakarta pakai Matchless 1954." Baginya, itulah saat-saat berharga bersama keluarganya.
"Pokoknya dibuat fun saja," katanya. "Sambil isi bensin istirahat di pom sambil makan." Ia mengatakan putranya sudah diajak berkeliling menggunakan motor tua sejak usianya enam tahun.
Sama halnya saat pagelaran Djogjantique Day 2016. Perayaan ulang tahun ke-29 komunitas Motor Antique Club Yogyakarta itu menjadi magnet buat Restu dan keluarganya. "Acara MACY selalu membuat kangen," katanya. Lewat kegiatan itu ia menjalin silaturahmi dan persaudaraan. "Pokoknya kalau ada acara di Jogja wajib datang. Suasananya, orang-orangnya bikin kangen."
Editor: Albertus Indratno
Salut
Kirim Komentar