Yogyakarta, Indonesia – www.gudeg.net Bisa jadi profesi ini terdengar masih asing. Apalagi membayangkan apa yang dilakukan mereka yang menekuninya. Seperti Aji, pria asal Bantul, Yogyakarta.
Pria berambut panjang dan bertubuh kurus ini sehari-hari bekerja sebagai tenaga mekanik di bengkel mobil off-road. Selain itu ia punya kesenangan dan menyebut dirinya sebagai track master. Sebagai track master ia bertugas merencanakan, membuat, mencoba, merevisi lalu menyajikan lintasan yang aman bagi para pembalap.
Seperti halnya saat acara balapan motor antic di Djogjantique Day 2016 yang diselenggarakan pada 19 – 21 Agustus 2016 di Lapangan Jogja Adventure Zone, Yogyakarta. Sebelum kegiatan dimulai, ia sudah mondar-mandir memastikan semua tikungan, gundukan maupun jalan rata benar-benar aman. “Safety yang utama,” katanya saat diwawancari tim gudeg.net di sela-sela balapan.
Saat itu ia mengawasi setiap motor yang berlomba dan memastikan mereka dalam kondisi yang prima. Ia menceritakan sebagai track master ia membuat sketsa terlebih dahulu. Corat-coret tergantung dari tujuan lomba itu sendiri.
“Kalau untuk fun race, lintasan dibuat stop and go,” katanya. Ia menjelaskan konsep stop and go artinya pembalap tidak bisa memacu kendaraanya sekencang mungkin karena ada gundukan di beberapa titik. Menurutnya, tiap perlombaan memiliki gaya dan desain lintasan yang berbeda-beda.
Setelah desain dibuat, Aji dan timnya mulai melakukan eksekusi menggunakan alat berat seperti bego untuk mengeruk dan menguruk tanah. “Seperti membuat table top (gundukan),” katanya. “Bagaimana caranya gundukan itu tidak terlalu tajam bagi pembalap.”
Dalam perlombaan seperti fun race, Aji juga memperhitungkan kendaraan dengan kapasitas mesin terkecil. Baginya, sebuah perlombaan harus “adil” bagi semua kelas yang dipertandingkan. “Jangan sampai motor cc kecil merasa kesulitan.”
Begitu eksekusi beres, Aji mengundang beberapa pembalap untuk mencoba. “Saya juga mengetes,” katanya. “Saya terus mencoba sampai benar-benar merasa aman.” Lanjutnya, kalau diri sendiri aman kemungkinan besar pembalap lain juga memiliki perasaan yang sama.
Hasil uji coba lalu ia diskusikan kembali. Katanya, setelah mendapat masukan dari pembalap yang mencoba, ia mulai membuat catatan untuk revisi. “Ini bagian yang paling sulit dan lama mas,” katanya. “Ada bagian yang dipotong atau diratakan. Belokan juga ada yang diperbaiki.”
Ilmu “ngetrack” ini ia dapat secara otodidak. Menurutnya, setiap orang bisa menjadi track master asalkan suka. “Itu kuncinya,” katanya. “Kalau pekerjaan dibawa ke hati dan dibawa senang kan beda.”
Untuk mulai menyusun track (lintasan) sepanjang 1 kilometer ini, Aji dan rekan-rekan Motor Antique Club Yogyakarta membutuhkan waktu sekitar tiga bulan.
Editor: Albertus Indratno
Album Djogjantique Day 2016
Kirim Komentar