Hiburan

Ini Alasan Motor Tua Biar Merepotkan Tetap Dirindukan

Oleh : Albertus Indratno / Senin, 22 Agustus 2016 15:03
Ini Alasan Motor Tua Biar Merepotkan Tetap Dirindukan
Rully Alfian bersama motor Matchless tahun 1954 buatan Inggris. Ia sudah mengendarai motor itu sebanyak empat kali dari pulau Sumatera ke pulau Jawa. (gudeg.net / dok.pribadi)

 

Yogyakarta, Indonesia – www.gudeg.net Bisa jadi Rully Alfian bukan penyuka kenyamanan. Ia memilih jalan darat menggunakan motor tua dari Lampung ke Yogyakarta. Motor mogok itu biasa. Kabel kopling putus sudah jadi acara rutin. Baginya, justru disitulah nikmatnya sebuah perjalanan.

Pria yang bekerja sebagai wirausahawan dan tinggal di Metro, Bandar Lampung ini memang petualang. Bersama motor Matchless tahun 1954 buatan Inggris ia berpetualang dari satu kota ke kota lainnya. Ibarat jurusan bis, Rully termasuk penggila jalur antar kota antar propinsi.

Pun saat ada perayaan ulang tahun komunitas Motor Antique Club Yogyakarta ke-29 di Jogja Adventure Zone, Yogyakarta. Ia berangkat dari Lampung, pada Jumat (12/08) dan baru tiba di Yogyakarta pada Minggu (14/08) sore. Selama tiga hari dua malam ada saja hal-hal yang ia alami.

|“Motornya slip kopling,” katanya. “Jadi koplingnya ngga bisa dipakai.” Akibatnya, ia harus menginap semalaman di sekitar daerah Jawa Barat untuk perbaikan. Selama mengendarai motor antiknya itu, ia juga pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan lainnya seperti baut rem belakang lepas. “Dulu itu, pas di Malangbong, Garut (Jawa Barat).”

Sejak menyukai motor tua, pria yang pernah kuliah di Yogyakarta itu sudah empat kali pulang pergi dari pulau Sumatera ke Jawa. “Paling jauh dari Lampung ke Ponorogo (Jawa Timur)”, katanya.

Saat ditanya jalur favorit dari Lampung ke Yogyakarta, Rully memilih lewat selatan. “Merak, Tangerang, Parung, Bogor, Cianjur, Bandung, Tasikmalaya,” lanjutnya. “Terus ke Wangon, Gombong, Kutoarjo, Purworejo lalu Yogyakarta.”

“Sebenarnya jalur utara (lewat Semarang) lebih cepat,” imbuhnya. “Tapi kendaraannya besar-besar, truknya banyak banget.” Ia menilai jalur selatan pemandangannya lebih indah dan hijau serta membuat perasaan tenang.

Dan selama melakukan touring, Rully seringkali sendirian. “Cuma sama motor,” katanya. Kalau merasa lelah, sebagai anak motor ia memilih tidur di “hotel bintang lima”. “Alias pom bensin,” ia terkekeh.  Baginya, pilihan itu ingin menunjukkan sebagai pengendara ia tidak manja atau ingin mengandalkan kenyamanan.

Meski jauh dan menempuh perjalanan panjang, pertemuan bersama teman-teman satu komunitas bisa mengobati perasaan kangen. “Rasanya klop dan senang,” katanya. Itu juga yang menjadi alasan ia berusaha hadir di mana saja saat ada undangan dari komunitas motor di kota lainnya.

Sedangkan untuk urusan biaya, Rully “tutup mata.” Saat melakukan perjalanan dari Lampung ke Yogyakarta, ia mengatakan menghabiskan uang sekitar 400 ribu rupiah untuk bensin. “Untuk yang lain-lain totalnya hampir dua juta (rupiah),” ujarnya.

Ia menjelaskan perasaan senang saat bertemu teman-teman satu komunitas jauh lebih penting. “Ini ajang silaturahmi,” katanya. “Rasanya juga damai cuma berdua sama motor di jalan.” Bisa jadi motor tua buat orang lain sebuah benda yang merepotkan, tapi bagi Rully: ia sahabat di perjalanan.

Editor: Albertus Indratno

 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini