Yogyakarta, Indonesia – www.gudeg.net Upacara Tumplak Wajik baru saja selesai. Ini titik awal sebelum upacara Garebeg Besar.
Menurut informasi yang diperoleh dari buku Calendar of Events 2016 Yogyakarta, upacara yang diselenggarakan tiga kali setahun ini rencananya mulai pukul 15.00 sampai 16.00 WIB pada Sabtu (10/09). Namun, kenyataannya pelaksanaannya terlambat sekitar 30 menit.
Sekitar pukul 15.30 WIB, penghulu dari masjid Agung Kauman berpakaian putih atau yang disebut Konco Pethak memulai upacara dengan doa. Setelahnya abdi dalem yang mengenakan pakaian berwarna merah atau dikenal sebagai Konco Bojo memukul-mukul lesung sebagai penanda diawalinya prosesi upacara Tumplak Wajik.
Wajik atau kue yang terbuat dari ketan bercampur gula merah ini diletakkan di dalam wadah kayu. Selama prosesi membalikkan wajik, abdi dalem Konco Bojo terus memukul-mukul lesung. Kegiatan yang dilakukan sekitar 30 menit di Panti Pareden, Kemagangan ini juga dihadiri masyarakat luas, di luar abdi dalem dan wartawan dari beberapa media.
Menurut beberapa sumber, pemilihan wajik sebagai makanan di prosesi upacara karena wajik terbuat dari gula merah dan ketan. Keduanya melambangkan kerekatan dan manisnya persahabatan serta persaudaraan.
Pada kesempatan yang sama, Sutirah a.k.a Nyi Mas HM Somoraharjo mengatakan tidak tahu kenapa menggunakan wajik. “Dari dulu sudah begini. Turun temurun,” katanya. “Saya sudah ikut selama enam tahun berturut-turut. Tidak tahu juga ya kenapa pakai wajik.”
Setelah wajik ditumplak (dibalik), para abdi dalem putri mengoleskan ramuan yang terbuat dari rempah-rempah berupa bengle, kunir dan beras di bagian bawah wajik. Sisa bengle itu lalu dibagi-bagi kepada mereka yang hadir. Menurut kepercayaan, ramuan tersebut membawa berkah untuk menolak bala atau menyembuhkan bagian tubuh yang sakit.
Rampungnya upacara Tumplak Wajik ini menjadi penanda segera dimulainya prosesi Garebeg Besar yang rencananya diselenggarakan di Alun-Alun Utara dan Masjid Gedhe pada Selasa, 13 September 2016, mulai pukul 08.00 sampai 12.00 WIB.
Penulis: Al. Indratno
Editor: Al. Indratno
Kirim Komentar