Kesehatan

Obati Hepatitis C oleh dr. FX. Wikan Indrarto

Oleh : Veronika Sekar / Selasa, 01 November 2016 09:03
Obati Hepatitis C oleh dr. FX. Wikan Indrarto
Sumber foto: https://4.bp.blogspot.com

 

Lebih dari 1 juta pasien hepatitis C (HCV) telah diobati dengan obat baru yang sangat efektif. Mahalnya harga obat baru sejak diperkenalkan dua tahun lalu, merupakan penghalang utama penggunaannya di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Apa yang harus dilakukan?

Sekitar 80 juta orang diperkirakan terinfeksi virus hepatitis C kronis dan setiap tahun diperkirakan 700.000 orang meninggal karena tidak diobati. Pada tahun 2013-2014, kelas obat oral baru ‘Direct Acting Antivirus’ (DaaS), yaitu sofosbuvir, daclatasvir, ledipasvir, dan daclatasvir, tersedia di pasar dan merevolusi cara pengobatan HCV. DaaS memiliki angka kesembuhan lebih dari 95%, memiliki efek samping yang lebih sedikit daripada obat sebelumnya, dan pasien dapat sepenuhnya disembuhkan dengan paket pengobatan selama 8 sampai 12 minggu. Lebih dari 1 juta orang saat ini menerima atau telah menerima pengobatan dengan Daas di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Ketika obat dalam kelas ‘Direct Acting Antivirus’ (DaaS) pertama kali disetujui untuk pengobatan HCV pada tahun 2013, ada kekhawatiran luas bahwa harga yang mahal akan menyebabkan obat tersebut di luar jangkauan, untuk lebih dari 80 juta orang dengan HCV di seluruh dunia. Meskipun sebenarnya biaya produksi DaaS termasuk rendah, tetapi harga obat di pasar sangat tinggi, dan terus tetap tinggi di banyak negara. Sofosbuvir, yang merupakan tulang punggung rejimen pengobatan HCV, diperkenalkan di Amerika Serikat pada 2013 dan dibanderol dengan harga US $ 1.000 per pil. Untuk pengobatan standar selama 12 minggu tentu saja diperlukan dana USD 84.000 per orang.

Keberhasilan pengobatan HVC dapat dicapai, berkat serangkaian strategi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mitra lainnya. Sebuah laporan baru, yaitu ‘Global Report on Access to Hepatitis C Treatment: Focus on Overcoming Barriers’, yang dirilis Kamis, 27 Oktober 2016 menunjukkan bagaimana kemauan politik, advokasi masyarakat sipil dan negosiasi harga membantu pengobatan HCV, sebuah penyakit yang membunuh hampir 700.000 orang setiap tahunnya. Saat ini, berbagai negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk Argentina, Brazil, Mesir, Georgia, Indonesia, Maroko, Nigeria, Pakistan, Filipina, Rumania, Rwanda, Thailand dan Ukraina, sudah mulai berhasil dalam mendapatkan obat untuk pasien yang membutuhkannya. Strategi ini mencakup pengaturan persaingan dengan obat generik melalui perjanjian lisensi, produksi lokal dan negosiasi harga.

Untuk negara berpenghasilan rendah dan menengah, harga obat telah menurun drastis, karena industri farmasi Gilead telah memberikan izin kepada pemerintah India agar obat generik sofosbuvir dan ledipasvir dapat diproduksi untuk 101 negara berpenghasilan rendah atau menengah. Selain itu, industri farmasi Bristol-Myers Squibb telah menandatangani perjanjian lisensi untuk daclatasvir dengan ‘Medicine Patent Pool’, sehingga memungkinkan 112 negara untuk membeli obat versi generiknya. Langkah lainnya adalah beberapa negara tidak memberikan hak paten untuk obat tersebut, seperti Mesir atau Maroko, karena telah mampu membeli atau memproduksi versi generik dari obat tersebut. Sebaliknya, beberapa negara di mana hak paten untuk obat tersebut telah diberikan, kemudian menegosiasikan penurunan harga dengan perusahaan inovator.

Penurunan harga hebat telah terjadi di negara-negara dengan formulasi tersebut di atas, terutama produksi obat generik DaaS. Di Mesir, dengan salah satu tingkat prevalensi HCV tertinggi di dunia, harga untuk pengobatan 28 hari sofosbuvir turun dari US $ 300 pada tahun 2014 menjadi US $ 51 pada tahun 2016, sehingga memungkinkan untuk pengobatan pada 170.000 orang di tahun 2015, dan 500.000 antara Januari dan September 2016. Untuk daclatasvir, harga untuk pengobatan 28 hari telah turun menjadi US $ 120 di Maroko, US $ 61 di India dan US $ 7 di Mesir. Pada bulan Januari 2016, harga termurah untuk pengobatab 28 hari dengan obat generik kombinasi sofosbuvir dan ledipasvir di India adalah US $ 205 dan pada April 2016 telah turun menjadi US $ 169. Harga termurah di Pakistan untuk pengobatan 28 hari sofosbuvir di Januari 2016 adalah US $ 15.

Di negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas, dalam menghadapi harga obat yang masih tinggi dilakukan dengan penjatahan pegobatan dan perawatan. Di 35 negara maju anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) total biaya pengobatan semua pasien, disesuaikan dengan perbedaan mata uang dan kekayaan nasional, berkisar antara 10,5% (Belanda) sampai 190,5% (Polandia) dari biaya tahunan untuk semua obat di negara tersebut. Di lima negara OECD dengan harga obat masih tinggi dan beban penyakit Hepatitis C besar, total biaya untuk mengobati semua pasien yang terinfeksi akan lebih tinggi dari biaya semua obat lainnya yang disatukan. Jika pasien harus membayar sendiri untuk obat dan perawatan, total biaya dosis penuh sofosbuvir saja akan setara dengan satu tahun atau lebih dari pendapatan rata-rata mereka.

Strategi Global 2016-2021 memberikan panduan bagi semua negara untuk mengatasi HCV, dari diagnosis, pengobatan sampai perawatan. Pedoman pengobatan untuk HCV adalah obat baru DaaS dan fokus pada hambatan penyediaan, paten dan harga obat, untuk memfasilitasi akses universal ke obat DaaS baru. Apakah kita sudah melakukannya?

 

Sekian

*) dokter spesialis anak, Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta, Alumnus S3 UGM

 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini