Yogyakarta, www.gudeg.net - Hari Jumat, 27 Januari 2017 WHO menerbitkan daftar penyebab kematian pasien dari seluruh dunia. Dari 56.400.000 kematian di seluruh dunia pada tahun 2015, lebih dari setengah (54%) dikarenakan 10 penyebab. Penyakit jantung iskemik dan stroke adalah penyebab terbanyak kematian global, mencapai sekitar 15 juta kematian pada tahun 2015. Kedua penyakit ini tetap menjadi penyebab utama kematian global dalam 15 tahun terakhir. Apa yang perlu kita cermati?
Menghitung berapa banyak orang meninggal setiap tahun dan mengapa mereka meninggal, adalah salah satu cara yang paling penting, untuk menilai efektivitas sistem kesehatan suatu negara atau wilayah. Data yang baik tentang penyebab kematian tentu penting, agar otoritas kesehatan dapat menentukan fokus tindakan kesehatan masyarakat di wilayahnya. Misalnya bila sebuah wilayah atau negara dengan kematian akibat penyakit jantung dan diabetes meningkat pesat selama beberapa tahun, seharusnya segera disusun kebijakan yang kuat dalam memulai sebuah program yang kuat, untuk mendorong perbaikan gaya hidup, dalam mencegah kedua penyakit ini. Demikian pula, misalnya jika di sebuah wilayah atau negara terdapat banyak anak yang meninggal karena pneumonia, tetapi hanya sebagian kecil dari anggaran negara yang didedikasikan untuk menyediakan pengobatan pneumonia yang efektif, tentunya harus berjuang agar terjadi peningkatkan pengeluaran untuk pneumonia di daerah itu.
Penyakit paru obstruktif kronis menyebabkan kematian pada 3,2 juta jiwa pada tahun 2015, sedangkan kanker paru-paru menyebabkan 1,7 juta kematian. Diabetes membunuh 1,6 juta orang pada tahun 2015, naik dari hanya kurang dari 1 juta pada tahun 2000. Kematian akibat demensia meningkat lebih dari dua kali lipat pada rentang antara tahun 2000 dan 2015, sehingga menjadikannya masuk dalam 7 penyebab kematian global terkemuka pada tahun 2015. Tingkat kematian karena diare telah turun hampir setengahnya, antara tahun 2000 dan 2015, tetapi masih menyebabkan 1,4 juta kematian pada tahun 2015. Demikian pula TBC telah menyebabkan kematian lebih sedikit orang pada periode yang sama, tetapi masih masuk di antara 10 penyebab kematian teratas dengan 1,4 juta jiwa. HIV / AIDS tidak lagi termasuk di antara 10 penyebab kematian utama di dunia, yaitu turun menjadi 1,1 juta orang pada 2015 dibandingkan dengan 1,5 juta pada tahun 2000. Luka berat karena kecelakaan lalu lintas telah menewaskan 1,3 juta orang pada tahun 2015, sekitar tiga perempat (76%) di antaranya adalah laki-laki.
Lebih dari setengah (52%) dari semua kematian di negara berpenghasilan rendah pada tahun 2015, disebabkan oleh apa yang disebut "Kelompok I" atau penyakit dasar, yang meliputi penyakit menular, faktor penyebab ibu, kondisi yang timbul selama kehamilan dan persalinan, dan kekurangan gizi. Sebaliknya, hanya kurang dari 7% kematian di negara berpenghasilan tinggi yang disebabkan oleh penyakit dasar tersebut. Infeksi saluran jalan nafas bawah adalah penyebab utama kematian di semua Negara dengan pendapatan berbeda. Penyakit tidak menular atau Non-communicable diseases (NCD) yang menyebabkan 70% kematian secara global, merupakan penyebab kematian 37% di negara berpenghasilan rendah dan 88% di negara berpenghasilan tinggi. Hanya 1 dari 10 penyebab utama kematian di negara berpenghasilan tinggi yang bukan merupakan NCD. Namun demikian, dalam jumlah absolut dari kematian, 78% kematian NCD global yang justru terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Rata-rata harapan hidup telah mencapai 71,4 tahun secara global pada tahun 2015. Namun demikian, 5,9 juta anak balita masih meninggal pada tahun 2015, atau setara dengan 16.000 anak setiap hari. Penyebab utama kematian anak balita global pada tahun 2015 adalah komplikasi kelahiran prematur, pneumonia, komplikasi terkait kehamilan, diare, dan kelainan bawaan. Kematian neonatal atau bayi menyumbang 45% dari total kematian balita global pada tahun 2015. Data penyebab kematian anak balita di Indonesia tahun 2015 berdasarkan repositori pada ‘Global Health Observatory’ menunjukkan adanya 14 penyebab kematian tertinggi pada anak balita. Penyebab kematian dan jumlah anak balita yang meninggal tersebut meliputi prematuritas (27.817.120), infeksi akut saluran pernafasan bawah (24.999.52), asfiksia saat lahir dan trauma kelahiran (17.731.55), penyakit kongenital atau bawaan (15.959.880), penyakit menular saat perinatal dan kondisi gizi (12.313.320), cedera (9.981.646), sepsis dan penyakit menular lain pada bayi baru lahir (9.630.661), diare (8.550.894), penyakit tidak menular lainnya (8.111.738), tetanus (245.306), campak (4.446.976), meningitis dan ensefalitis (2.450.903), malaria (2.091.042), HIV-AIDS (1.757.613), dan pertusis (1.073.826).
Sebagian besar negara berpenghasilan tinggi memiliki sistem yang baik untuk mengumpulkan informasi tentang penyebab kematian. Namun demikian, banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak memiliki sistem seperti ini, dan angka penyebab kematian harus diperkirakan dari data yang tidak lengkap. Perbaikan dalam menghasilkan data berkualitas tinggi tentang penyebab kematian, sangat penting untuk meningkatkan derajad kesehatan dan mengurangi kematian yang dapat dicegah, di sekitar kita. Apakah kita sudah berperan?
Sekian
*) Sekretaris IDI Wilayah DIY, dokter spesialis anak di RS Panti Rapih Yogyakarta, Alumnus S3 UGM
WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com
Kirim Komentar