Seni & Budaya

Warga Yogyakarta Antusias Hadiri Upacara Miyos Gongso

Oleh : Budi W / Selasa, 06 Desember 2016 01:02
Warga Yogyakarta Antusias Hadiri Upacara Miyos Gongso
Abdi dalem membawa Gamelan Kiai Guntur Madu dan Kiai Nogowilogo menuju Pagongan Masjid Gedhe Kauman

Yogyakarta, www.gudeg.net - Malam ini (5/12) menjadi penanda awal bahwa perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW akan segera dimulai, karena dua gamelan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yakni Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogowilogo diarak menuju Pagongan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta.

Warga Yogyakarta yang sudah menunggu sejak lama nampak terus mengikuti proses jelang Miyos Gongso yang diawali dengan Tradisi Udhik – udhik di sekitar halaman Bangsal Ponconiti. Tradisi Udhik-udhik adalah sebuah ritual keluarga keraton menyebar uang receh.

Sekitar pukul 23.00 dua gamelan sakral ini mulai diarak dari Bangsal Ponconiti kemudian melewati Siti Hinggil Kraton,  Alun -  alun Utara hingga berakhir di Masjid Gedhe Kauman. Kedua gamelan pusaka ini diletakkan di tempat berbeda. Gamelan Kyai Guntur Madu diletakkan bagian selatan, dan Gamelan Kyai Nogowilogo diletakkan di bagian utara.

Menurut Pardiono, salah seorang abdi dalem, gamelan ini akan ditaruh selama satu minggu, mulai hari ini hingga perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. "Saya tugas membawa gamelan ini sudah lebih dari 10 tahun, "kata Pardiono. Kecintaannya pada Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menjadi semangatnya meski ia harus datang jauh -  jauh dari Samas,  Bantul Yogyakarta. " Ya tidak apa apa meski jaraknya jauh kalau sudah diniati ya pasti tidak jadi beban, " jelasnya.

Tim Gudeg.Net pun penasaran dengan jumlah bayaran yang Pardiono terima untuk turut serta dalam upacara pengarakan gamelan ini. Ia mengaku pertama kali menjadi abdi dalem, ia dibayar dengan uang sebanyak seribu rupiah." Ya intinya saya ingin dapat berkah saja mas, tidak perlu dipikirkan kalau soal rezeki sudah ada yang mengatur" katanya.

Meski kini bayarannya sudah naik menjadi Rp. 50.000 tetap saja jumlah tersebut masih teramat kecil. Membawa beban yang sangat berat, jauh dari tempat tinggal dan alasan-alasan lainnya membuat kita sebagai rakyat biasa menjadi tercengang akan kesetiaan abdi dalem keraton mengabdi pada rajanya. Sebuah pelajaran berharga bagi kita bahwa semangat gotong royong di Jogja masih dan akan terus terpelihara dengan baik.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM



    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini