Yogyakarta, www.gudeg.net - Pameran yang bertajuk Simpang Budaya: Bamiyan dan Borobudur digelar di Atrium Galeria Mall, Yogyakarta. Pameran yang digelar oleh kantor perwakilan UNESCO di Jakarta dan Pemerintah Indonesia ini berlangsung mulai tanggal 10 – 15 Januari 2017. Pameran ini bertujuan untuk mempromosikan dialog antarbudaya, perdamaian, dan saling pengertian antara masyarakat Indonesia dan Afghanistan dengan memanfaatkan potensi dua Situs Warisan Dunia UNESCO di masing-masing negara.
Kerja sama Indonesia dan Afganistan di bidang kebudayaan diawali dari keinginan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kala itu dalam forum Demokrasi Bali di tahun 2011. Kemudian Pemerintah Indonesia menggandeng UNESCO untuk mengembangkan kerjasama antar dua negara ini.
Dalam kerangka kerja Indonesia – UNESCO Fund-in-Trust maka dibentuk proyek baru berjudul “Mempromosikan Dialog Antarbudaya Melalui Pelatihan Pembangunan Kapasitas untuk Pengembangan Museum di Situs-situs Warisan Dunia UNESCO di Indonesia dan Afganistan”. Dua Situs Warisan Dunia UNESCO “Lanskap Budaya dan Reruntuhan Arkeologis Lembah Bamiyan” di Afganistan dan “Kompleks Candi Borobudur” di Indonesia dipilih sebagai ‘laboratorium pembelajaran’ karena dinilai menyimpan nilai keagungan luar biasa sebagai peninggalan Budha. Hal tersebut menjadi bagian penting dari identitas dan kekayaan budaya masyarakat Indonesia dan Afganistan.
Pameran ini merupakan tahap akhir dari proyek tersebut. Sebelumnya pameran serupa telah digelar di Museum Nasional Afghanistan di Kabul pada tanggal 02 November – 03 Desember 2016. Kemudian tanggal 08 – 28 Desember 2016 diadakan di Museum Nasional, Jakarta. Setelah itu diadakan di Atrium Galeria Mall Yogyakarta pada tanggal 10 – 15 Januari 2017 dan terakhir di Candi Borobudur pada tanggal 20 Januari – 02 Februari 2017 bertempat di Museum Karmawibhangga.
Kirim Komentar