Yogyakarta, www.gudeg.net - Klenteng Tjen Ling Kiong atau yang sering disebut dengan Klenteng Poncowinatan, merupakan klenteng yang tertua di Jogja. Klenteng ini terletak di Jalan Poncowinatan 16, Cokrodiningratan, Jetis, tepatnya di depan Pasar Kranggan.
Dari luar, terlihat klenteng dengan ornamen naga yang saling berhadapan di bagian atapnya, dengan halaman yang luas sebagai tempat parkir. Klenteng ini merupakan salah satu Bangunan Cagar Budaya, yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2010.
Dekorasi di dalam klenteng tampak meriah dengan dominan warna merah. Di samping warna merah, nampaknya ornamen naga juga mendominasi. Selain di bagian atap dan di tiang dekat pintu masuk, di empat tiang besar di sekitar altar juga terdapat gambar naga.
Siang ini (26/1) di Klenteng Tjen Ling Kiong, Umat Konghucu khusuk mengikuti doa bersama untuk menyambut Sin Cia atau Tahun Baru Imlek 2568 Tahun Ayam.
Setelah doa bersama yang dipimpin oleh Ws Adjie Chandra tersebut usai, diadakan ramah tamah. Dalam acara ramah tamah, semua yang hadir dipersilakan menikmati tumpeng nasi kuning yang telah disediakan di atas sebuah meja, tak jauh dari altar.
Inilah menariknya Klenteng Tjen Ling Kiong. Di klenteng ini, suasana akulturasi antara budaya Tionghoa dan Jawa terasa ketika disajikan nasi tumpeng untuk kemudian dinikmati bersama-sama.
“Kegiatannya, kita sembahyang dan sosial” kata Chandra Gunawan, pengurus Klenteng Tjen Ling Kong ketika berbincang mengenai kegiatan klenteng dalam menyambut Tahun Baru Imlek kali ini.
Menurut Chandra, pengurus Klenteng Tjen Ling Kiong yang juga merupakan seorang suhu, secara umum, semua harus berhati-hati dan bersabar di Tahun Ayam yang segera datang ini. Masih menurut Chandra, ada beberapa shio yang mesti lebih berhati-hati, antara lain Shio Ayam dan Kelinci (thay swee) dan Shio Kuda dan Tikus (pek hu). “Yang thay swee sebaiknya jangan pergi jauh dulu, dan pek hu lebih hati-hati dengan kesehatan” jelas Chandra.
Kirim Komentar