Yogyakarta, www.gudeg.net - Kampanye pemberantasan demam berdarah sebenarnya menjadi tanggung jawab bersama tak hanya juru pemantau jentik tetapi keluarga baik itu orang tua, kakak dan adik serta tetangga pun harus bahu membahu menghindari virus dengue yang dibawa oleh nyamuk tersebut. Saat ini seosialisasi tak hanya sebatas informasi selebaran, iklan bahkan perkumpulan warga. Namun, generasi muda pun diajak perperan aktif dalam mendukung Yogyakarta yang sehat dan bebas dari nyamuk demam berdarah.
Dalam kegiatan yang berlangsung baru - baru ini, Tim Eliminate Dengue Project (EDP-Yogya) menyelenggarakan lomba film yang mengambil tajuk “DBD Ora Wae” yang menyasar pada anak - anak muda.
Bekti Dwi Andari, Communication and Engagement Team Leader EDP-Yogya pada Tim Gudegnet pagi ini mengatakan bahwa pelibatan pelajar dalam kampanye pemberantasan DBD dilatarbelakangi bahwa selama inipengendalian DBD identik dengan tugas juru pemantau jentik (jumantik) yang lazimnya merupakan kaum ibu-ibu. Dengan melibatkan pelajar, kesadaran untuk melawan DBD bisa terpatri dalam jiwa kaum remaja.
"Pelajar Yogya terkenal akan kreativitasnya. Hal ini bisa mengajak mereka untuk terlibat aktif dalam usaha pengendalian DBD melalui cara-cara yang mereka sukai,” kata Bekti.
Dari sejumlah film yang sudah tampil, panitia kemudian mengumumkan karya siswa SMKN 7 Yogyakarta keluar sebagai juara pertama. Film dengan judul “Kapan Sadar” tersebut menurut dewan juri kegiatan, Ong Harry Wahyu, film ini mudah dipahami karena mengangkat kehidupan sehari-hari. Jika ditonton oleh masyarakat akan membawa perubahan positif," tambahnay memuji.
Secara umum, Eliminate Dengue Project mengajak Yayasan Festival Film Pelajar Jogja (FFPJ), Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Dinas Pendidikan DIY dan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY dalam menyelenggarakan kompetisi tersebut.
Kirim Komentar