Seni & Budaya

Menikmati Lukisan-lukisan Reflektif di Pameran Imago Dei

Oleh : Wirawan Kuncorojati / Kamis, 27 Juli 2017 10:30
Menikmati Lukisan-lukisan Reflektif di Pameran Imago Dei
Pameran Imago Dei - Gudegnet/ Wirawan Kuncorojati

 

Yogyakarta, www.gudeg.net - Pameran seni rupa tunggal karya Galih Reza Suseno ini memajang karya-karya reflektif dari pelukisnya. Dari lukisan-lukisan pemuda 27 tahun ini, dapat kita lihat permenungan dan pemaknaan lulusan pascasarjana Institut Seni Indonesia ini terhadap realitas.

“Benang merah karya-karya ini sebenernya tentang spiritualitas. Spiritualitas saya di dalam saya menjalani hidup. Imago Dei sendiri sebenernya sebuah doktrin Kristiani yg menyatakan bahwa manusia itu diciptakan serupa dengan Allah. Kadang hal itu saya imani, kadang saya merasa, apa iya sih, saya mirip Allah, mirip Tuhan. Kadang saya merasakan Tuhan itu begitu dekat dan Tuhan itu begitu jauh. Pada dasarnya itu. Dan hal itu terbahasakan lewat karya-karya saya,” jelas Reza.

Ada delapan belas karya yang dapat dinikmati. Pada lukisannya, selalu ada unsur alam. Hutan belantara, dedaunan, akar, bunga dan lainnya. Mengenai hal ini, Reza mengatakan bahwa persentuhan-persentuhannya dengan alamlah yang membuatnya merasa dekat dan intim dengan Tuhan.

Ada juga sebuah lukisan dengan wajah Mantan Presiden Abdurrahman Wahid, dengan beberapa bangunan keagamaan sebagai bagian dari idenya. Metode Reza dalam membuat karya memang menangkap fenomena yang terjadi. Fenomena akhir-akhir ini di mana negara kita sering bergejolak dengan isu agama merupakan salah satu bahan refleksinya dalam membuat karya. Ia merasa bahwa agama adalah sesuatu yang penting bagi diri manusia, tetapi bukan untuk diumbar. “Kita bisa bertuhan tanpa menuhankan agama. Dan itu juga, saya ingin ngomong dalam tema Imago Dei ini, bertuhan tanpa menuhankan agama,” jelasnya.

Ia membuat karya-karyanya menggunakan plastik segitiga yang biasa digunakan untuk membuat roti. “Cat yang kental, tanpa dimasuki air, dimasukkan, lalu digunting tipis ujungnya untuk membuat outline, garis, di lukisan saya,” terangnya. Karena itulah, karyanya memiliki tekstur. Ketika ditanya apa nama teknik yang digunakan dalam membuat karya, “teknik plothot,” jawabnya sambil tersenyum.  

Pameran yang digelar di Bentara Budaya Yogyakarta, Jalan Suroto No.2, ini masih buka hingga 28 Juli, dari pukul 9.00 hingga 21.00. Selamat menikmati lukisan-lukisan indah dan berefleksi.  

 

 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SWADESI ADHILOKA

    SWADESI ADHILOKA

    Handayani FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini