www.gudeg.net, Yogyakarta - Pameran tunggal oleh Bonaventura Gunawan ini banyak mengetengahkan realitas-realitas sosial. Berlangsung hingga 20 Agustus 2017 di Bentara Budaya Yogyakarta, banyak karya dengan teknik seni grafis yang dapat dinikmati.
Salah satunya adalah karya berjudul “Operasi Tangkap Tangan”. Dalam karya ini, nampak beberapa orang berdasi dan juga Garuda Pancasila, dan orang menunjuk. Karya ini mengingatkan pada perilaku koruptif yang kerap terjadi.
Ada juga karya yang berjudul “Nyanyian Pagi”, dengan gambar seorang pemuda tengah meniup seruling sambil tiduran di kursi panjang, dengan burung-burung dan sesosok malaikat. Melihat karya ini, rasanya sejuk, seolah ikut merasakan suasana pagi yang digambarkan.
Tak semua karya berdiri sendiri. Ada yang berupa rangkaian dari banyak bingkai seperti karya berjudul “Skizofrenia Series” dan “Sketsa Kehidupan” yang terdiri dari sejumlah bingkai gambar terkait tema yang diangkat. Seperti pada “Sketsa Kehidupan”, terdapat berbagai aktifitas sehari-hari, antara lain orang sedang potong rambut, mengayuh becak, memasak di dapur, dan lainnya.
Teknik Bonaventura Gunawan dalam membuat karya, melewati beberapa tahapan teknik yang membutuhkan ketekunan, dan kecermatan tinggi seperti meyukil, menggores, mengasam, menyinari (tahap membuat klise atau cetakan), menyiapkan kertas, kain, kanvas dengan kelembaban tertentu, lalu mencetak.
Dalam tulisannya di buku katalog pameran, kurator pameran ini, Kuss Indarto mengatakan bahwa setidaknya ada tiga posisi yang diberlakukan oleh B. Gunawan dalam memandang problem sosial kemasyarakatan yang kemudian tertuang dalam karya-karyanya, yakni sebagai pemotret atau saksi, dokumentator, dan penebar opini. Tajuk pameran, “re-public” dimaknai bahwa realitas ini dikembalikan pada publik, bahwa selalu ada sesuatu yang harus dibenahi.
Kirim Komentar