www.gudeg.net, Yogyakarta - Belok dari jalan Damai menuju jalan Watugede, suasana hijau sudah menghampiri mata. Melangkah masuk ke interior Kampung Jawa, susana kampung sangat terasa. Jejeran makanan ndheso di sebelah kanan pun menggugah selera.
Berawal dari bisnis mebel gaya Jawa kuno, Hedar Alaydrus berusaha mengembangkan dan menggabungkan bisnis keluarganya menjadi paduan konsep yang apik. Berbagai mebel yang digunakan pengunjung juga merupakan display mebel untuk didagangkan.
Menu tidak dibatasi hanya makanan Jawa tengah dan Yogyakarta. Sesuai dengan nama yang diusung, makanan yang ditawarkan beragam dari seluruh tanah Jawa. Menu andalannya yaitu sayur gerus lombok ijo, perpaduan khas Wonogiri dan Wonosari.
Jenis makanan yang ditawarkan sangat variatif baik jenis maupun harga. Setiap hari jenis masakan yang dihidangkan berbeda. Terkadang bisa berubah dua kali dalam sehari. Ragam lauk ini ditemani oleh tiga macam nasi yang bisa kita pilih; nasi putih, nasi merah, dan nasi tiwul.
Jika tidak ingin makan berat, berbagai makanan ringan khas desa seperti pisang goreng, mendoan dan minuman tradisional dapat dinikmati sambil menikmati tanaman-tanaman di sekitar.
Keistimewaannya tidak berhenti di situ, jika kita memilih duduk di taman belakang, kita dapat menyaksikan hidangan bakmi jawa yang dimasak di gerobak. Jika kita memilih duduk di taman lesehan, tiap Sabtu kita disuguhi dengan pertunjukan musik akustik.
Di masa depan Hedar merencanakan agar Kampung Jawa bisa menjadi ruang seni juga untuk berbagai macam bentuk seni semacam tari, lukis, maupun teater.
Dengan harga Rp 4.000 sampai Rp 12.000, restoran yang beroperasi jam tujuh pagi hingga sepuluh malam ini, rasanya pas untuk dijadikan tujuan kuliner bersama keluarga atau orang terdekat.
Kirim Komentar