Gudegnet - Di kantor manapun, selalu akan kita temukan masalah antar kolega, atau bahasa kekiniannya drama. Selalu ada, walaupun sedikit, drama di antara beberapa orang. Di beberapa kantor, drama ini muncul dalam bentuk geng, atau sikap yang memang kurang bersahabat. Di kantor lain ketegangan dapat timbul karena seseorang atau keputusan tertentu yang diambil atasan.
Tidak masalah versi drama apa yang ada di tempat kerja kita, hindari sejauh mungkin. Bukan hanya karena tidak ingin terlihat ‘aktif’ di setiap drama kantor, tapi juga karena tenggelam dalam drama membuat kita lupa akan apa yang benar-benar penting; tujuan karir kita.
#1 Sikap adalah segalanya
Kita semua harus bekerja. Kita semua memiliki tugas dan tanggungjawab. Jadi, pilihan kita sendiri apakah kita akan tersedot untuk terus-terusan mengeluh, atau memutuskan untuk berjalan ke meja kerja dengan tujuan dan passion untuk memenuhi tujuan karir kita. Tentu saja, kita akan mengalami hari-hari buruk dan merasa tidak termotivasi dari waktu ke waktu, namun memiliki sikap yang tepat membantu untuk tetap kebal terhadap potensi drama di sekitar kita.
#2 Perlakukan semua rekan kerja setara
Jika tempat kerja kita ada geng ‘keren’, mungkin kita merasa seperti waktu SMA dan ingin menjadi bagian dari geng ini. Alih-alih menyerah pada kebutuhan untuk merasa diterima dalam kelompok tertentu, perlakukan semua orang di kantor—dari asisten, petugas kebersihan, petugas teknis, sampai ke atasan dengan tingkat rasa hormat dan yang sama. Toh, kita semua memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, yang jika ditukar belum tentu bisa kita jalankan. Menghormati semua orang bukan hanya hal yang tepat untuk dilakukan, tapi juga kunci untuk mempertahankan reputasi yang positif.
#3 Simpan komen tidak enak dan keluhan di luar jam kantor
Tidak peduli betapa santai dan enaknya tempat kerja Anda, kantin bukan tempat sampah keluhan. Tahan keinginan untuk mengeluh atau menjelekkan apapun yang berhubungan dengan pekerjaan. Kita tidak pernah tahu siapa yang ikut mendengarkan. Kita juga mungkin juga tidak tahu maksud sebenarnya dari orang-orang yang kita ajak bicara. Dan hal terakhir yang kita inginkan adalah kritik atau keluhan yang kita katakan sampai ke atasan atau supervisor kita. Jika benar-benar harus curhat, lebih baik merencanakan kegiatan di luar kantor bersama rekan yang dipercaya.
#4 Hindari bergosip secara online
Ini hal yang sudah tidak perlu disebutkan, jangan pernah mengeluh tentang pekerjaan, atasan, kolega, atau apapun yang terkait saat menggunakan properti perusahaan—laptop kerja, apalagi telepon kantor. Ini termasuk bergosip melalui aplikasi sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter, Path, dan semacamnya. Intinya, jangan bergosip via teks. Kita mungkin akan terkejut jika kita mengetahui betapa mudahnya teks-teks itu dapat diketahui perusahaan. Belum lagi faktor human error—salah mengirimkan pesan teks—saat bergosip. Risikonya sangat tidak sepadan.
#5 Fokus untuk menjadi pemecah masalah, bukan pengaduk masalah
Carilah kesempatan untuk pribadi yang positif, bukan penambah keruh masalah. Memang, mengeluh berkelompok terkadang terasa seperti pengalaman menjalin ikatan di antara rekan kerja, tapi begitu rekan yang lain—terutama para pengeluh—mulai merasakan manfaat dari gagasan konstruktif kita, mungkin mereka akan mengikuti jejak kita untuk memperbaiki masalah yang ada daripada meratapinya.
#6 Ingat siapa yang membayar kita
Di penghujung hari, atasan kita adalah orang yang menandatangani slip gaji kita. Jadi, jika kita berada dalam situasi di mana orang lain mengeluh tentang atasan, pertimbangkan untuk mengikuti kata-kata ini ‘jika tidak ada pendapat positif untuk dikatakan, jangan katakan apapun’. Melepas penat dengan menggosipi atasan tidak akan melakukan sesuatu yang konstruktif untuk karir kita atau membangun mentalitas di tempat kerja.
Disadur dari https://www.fastcompany.com/3047937/six-strategies-for-avoiding-office-drama
Kirim Komentar