Gudegnet - Diskusi Jogja Tanggap Bencana yang diadakan pada Rabu (4/4) di Gedung Graha Wana Bhakti Yasa dihadiri oleh antara lain Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Dr. I Nyoman Sukanta, S,SI.
Nyoman memaparkan tentang potensi gempa dan tsunami. “Sampai saat ini gempa itu tidak bisa diprediksi, kapan terjadinya, di mana terjadinya. Tapi yang bisa kita tahu, sumber-sumber gempa itu ada di mana,” terangnya. Menurut Nyoman, penting untuk mengenali bangunan dan lingkungan tempat tinggal untuk mengantisipasi terjadinya bencana.
Berbeda dengan gempa yang tak bisa diprediksi, tsunami bisa diperkirakan. Nyoman mengatakan, ada 4 syarat terjadinya tsunami, yakni gempa memiliki kekuatan besar, di atas 7 SR, sumber gempa berada di laut, kedalamannya dangkal, dan bentuk patahan sesar adalah naik turun.
Peserta diskusi nampak antusias menyimak informasi dan pengetahuan yang dibagikan pembicara. Sigit Hadi Prakosa S.P., M. Si, Analis dan Prakirawan Cuaca Iklim BMKG Yogyakarta yang juga hadir sebagai pemateri antara lain menyampaikan tentang Metereologi Publik dan Bencana Hidrometeorologi, bencana yang timbul karena cuaca ekstrim.
Acara yang didukung oleh BMKG, BPBD, Genthong Yogya, Wakanipa dan Perpus Gunung ini antara lain dihadiri oleh komunitas-komunitas pencinta alam. Selain diskusi, acara juga dengan live music dan donasi buku.
Sebagai informasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan 26 April sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana. Di setiap daerah, akan dilaksanakan simulasi kesiapsiagaan bencana di tanggal tersebut.
Kirim Komentar