www.gudeg.net, Yogyakarta - Meskipun rumah makan ini bernama Angkringane JAC namun kesannya jauh dari angkringan-angkringan yang telah ada sebelumnya. Tampak pendopo yang luas dengan meja dan kursi kayu tradisional yang tertata apik dan di bagian depan terdapat gerobak bakmi jawa. Tempatnya tidak terlihat dari luar, namun begitu memasuki halaman tampak berderet kendaraan yang sedang parkir di halaman.
RahmaYuniono selaku pengelola Angkringane JAC bercerita, awal mula angkringan ini buka karena ingin membuat tempat untuk berkumpul teman-teman JAC (Jogja Automotive Community). JAC sendiri adalah organisasi komunitas yang merupakan gabungan komunitas motor dan mobil dengan founding father pak Irsyam. Sekretariat pertama kali ada di omah dhuwur, Kemudian pada tahun 2008 dibukalah Angkringane JAC yang terletak di Jalan Sompilan No.12 tepat di sisi timur Pasar Ngasem. “Kita tetap menjalankan apa yang sudah ada, khas kami seperti ini. Biarlah ini menjadi identitas kami dan biarkan yang sudah berjalan, berjalan dengan baik” Tutur Rahma.
Pada siang hari tempat ini merupakan sebuah restoran yang bernama Pendopo Ndalem yang buka mulai pukul 11.00 hingga 15.00. karena pada sore hari hingga malam hari tempat ini tidak dipergunakan maka dijadikanlah Angkringane JAC yang buka mulai pukul 16.00 hingga 23.30 WIB.
Pertama kali angkringan ini hanya mempergunakan gerobak kecil kemudian semakin lama semakin ramai sehingga gerobak tersebut tidak memadai lagi akhirnya diperluaslah dengan tatanan meja yang dipergunkan untuk menyajikan makanan.
Hingga saat ini segmennya tidak hanya sebatas komunitas saja namun banyak diminati oleh keluarga dan masyarakat umum karena tempatnya tenang, terletak di pusat kota dan parkirannya luas selain itu makanan yang disajikan juga tergolong makanan yang tradisional dan unik.
Aneka makanan yang disajikan mulai dari aneka jajanan pasar , nasi bungkus, nasi bakar, mie jawa, aneka sate hingga nasi goreng. Untuk minuman yang disajikan merupakan minuman rempah-rempah seperti teh rempah, wedang bledug ,bajigur, ronde, kopi gress, kunir asem, beras kencur dan masih banyak lagi.
Gudeg.net sempat mencicip minuman teh rempah dan wedang bledug yang merupaka menu paling banyak diminati di sini. Teh rempah merupakan racikan teh, daun sere, bunga cengkeh, gula pasir dan kayu manis. Sedangkan wedang bledug merupakan racikan, jahe, bunga cengkeh, sere dan gula jawa. Karena rasanya yang segar dan hangat, kedua minuman tersebut sangat cocok dinikmati di waktu malam hari.
Jajanan pasar yang menjadi menu andalan adalah “manuk nom” yaitu sejenis puding tape yang dicampur dengan santan,susu dan irisan roti. Makanan ini biasanya dipergunakan sebagai makanan penutup dari Sultan ke-VIII hingga Sultan yang sekarang.
Harga makanannya mulai dari Rp.1000 hingga Rp 21.000 dan minumannya mulai dari Rp 4000 hingga Rp 12000. Angkringan ini buka setiap hari mulai pukul 18.00 hingga 23.30.
Kirim Komentar