Gudegnet - Desa Wisata Ngringinan yang diresmikan Februari 2017 lalu menawarkan hal-hal unik tak banyak dijumpai di daerah lain. Salah satunya adalah keberadaan Museum Bantul Masa Belanda. Selain memajang benda-benda dan foto, ada juga pemutaran film dokumenter.
Di museum, terpajang foto stasiun Palbapang tahun 1896, mata uang, pakaian, dan lain-lain, ada pula foto-foto peresmian gereja dan candi ganjuran. Film dokumenter yang diputar adalah film tentang Ganjuran tahun 1927, termasuk suasana pabrik gula Gondanglipuro yang pernah ada di desa ini.
Secara umum, setelah mengunjungi museum wisatawan akan diajak untuk melakukan trip, melakukan aktivitas pertanian di sawah, keliling desa, juga mengunjungi tujuh peninggalan Belanda yang antara lain adalah Stasiun Palbapang. Wisatawan juga akan diajak berkegiatan di cooking class, yakni memasak Madumongso, makanan khas di desa ini.
Madumongso terbuat dari tape ketan, gula, santan, dan pandan. Gulanya terdiri dari gula jawa dan gula pasir. Proses memasak penganan ini sekitar 4 jam.
“Orang bisa merasakan, juga mengalami suasana,” kata Windu Kuntoro, pengelola yang juga inisiator Desa Wisata Ngringinan.
Tersedia pula sekitar 20 homestay di rumah-rumah warga. Wisatawan juga diajak mengikuti rutinitas sehari-hari warga yang kebanyakan merupakan penjual bunga tabur, seperti memetik bunga di pagi hari. Untuk menu makanan tentunya tak kalah menarik dengan salah satu menunya adalah gudangan yang dinikmati dengan cara kembulan.
Untuk berwisata di desa ini, ada paket-paket yang ditawarkan berdasarkan durasi wisata yakni 3 jam, 5 jam, dan 7 jam, dengan minimal peserta 40 orang. Variasi kegiatan sesuai dengan durasi yang dipilih. Untuk kristiani, disediakan juga paket retret.
Windu berharap, desa wisata ini bisa menjadi kekuatan ekonomi. “Harapan saya, ini menjadi kekuatan ekonomi yang kuat, dan semua orang bisa mendapatkan dampak yang sama,” tuturnya.
Kirim Komentar