Gudeg.net— Pilihan untuk menunggu waktu berbuka, atau populer disebut ngabuburit, cukup banyak ditemukan di Jogja. Biasanya memang orang banyak berkumpul di pusat jajanan semacam UGM dan masjid Jogokariyan. Saat sedang ingin bertualang, atau ingin merasakan suasana berbeda, kita bisa mendatangi Destinasi Digital Pasar Banyunibo.
Terletak sekitar 40 menit ke arah timur dari Jogja, pasar ini ada perhelatan Kementrian Pariwisata, sekaligus salah satu destinasi dari program tujuh destinasi digital. Seperti dikutip dari antaranews, Sudarningsih, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman menjelaskan, “Destinasi pasar digital Banyunibo tersebut merupakan program dari Kementrian Pariwisata yang mana ada tujuh destinasi digital yang dicanangkan pada 2018, salah satunya ada di Wisata Alam Banyunibo.”
Pasar yang berlangsung dari tanggal 20 Mei-10 Juni ini memiliki panggung kecil tempat dilaksanakan pentas seni menjelang berbuka. Tak hanya pentas seni yang dapat kita nikmati, latar Candi Banyunibo di tengah matahari terbenam juga tampak spektakuler. Dikelilingi bukit dan sawah, tidak ada salahnya berbuka agak jauh dari kota, sekalian berwisata.
Pentas seni yang disuguhkan berbeda-beda setiap hari. Jadwalnya dapat dilihat di akun sosial media instagram @gudegnet atau @pasarbanyunibo. Adapun yang disuguhkan semacam tarian, wayang, acara musik, kethoprak, dan lainnya.
Pengunjung juga dapat menikmati permainan tradisional seperti engrang dan meriam bambu, tanpa biaya. Ada juga atraksi berbayar seperti jemparingan, berkuda, dan tour jeep. Tour jeep tarifnya mulai dari Rp 350.000.
Makanan yang dapat kita beli juga tak kalah beragam. Diisi oleh kuliner tradisional, tersedia berbagai macam makanan ringan maupun berat. Untuk makanan ringan ada cenil, katul beras, tiwul, klepon, gethuk, dan banyak lainnya.
Untuk makanan berat ada soto, ramesan, pecel mie, nasi ayam bacem, pepes tahu, dan sebagainya. Harganya pun cukup murah. Nasi ayam bacem misalnya, dihargai Rp 10.000 saja. Pepes tahu dengan ukuran besar dihargai Rp 2.500. Rasanya tidak perlu ditanya, semua lezat menggiurkan. Mursidah, salah satu penjual di situ menjual soto di mangkok batok seharga Rp 5.000 saja. Menurutnya, tingkat kunjungan di pasar Banyunibo cukup baik. “Gethuk saya sudah habis,” ceritanya sumringah. Saat itu jam baru menunjukkan pukul 16.30 WIB.
Berbagai macam minuman untuk berbuka macam es dawet dan es campur dihargai Rp 3.000 saja. Untuk membeli kita harus menukarkan uang dengan koin kayu terlebih dahulu. Koin kayu dibagi menjadi pecahan 3, 5, dan 15. Maksud angka tersebut adalah nilainya dalam ribuan.
Tidak hanya berbagai macam acara tradisi, acara workshop dan stand up comedy juga dilaksanakan di sini. Sabtu tanggal 9 Juni 2018 mendatang akan dilakasanan Workshop Radio yang dipersembahkan oleh Istakalista. Workshop ini akan membicarakan bagaimana untuk menjadi reporter yang baik.
Pasar Banyunibo ini buka dari pukul 15.30-18.30 WIB. Lokasi tepatnya ada di Kompleks Candi Banyunibo, Cepit, Desa Bokoharjo, Sleman. Kira-kira 1,5 kilometer di sebelah selatan Candi Boko. Jika ingin berkunjung ke pasar Banyunibo, jangan terlalu dekat ke jam berbuka. Biasanya jajanan sudah ludes terjual. Tidak sempat berkunjung selama Ramadan? Jangan khawatir. Pasar ini masih bisa didatangi setiap hari Minggu pagi jam 06.00-12.00 WIB setelah Lebaran. Sama seperti saat berbuka, kita harus gesit. Karena biasanya pukul 10.00 WIB jajanan sudah banyak yang habis.
Kirim Komentar