Gudeg.net— Malam hari saat pergantian antar musim terjadi, sudah menjadi mahfum bagi penghuni Jogja bahwa suhu biasanya dapat mencapai 17 derajat celcius. Bahkan bisa lebih rendah lagi di beberapa titik. Saat seperti ini adalah saat yang pas untuk menikmati semangkuk (atau sepiring) Bakmi Godhog atau Nasi Godhog. Suapan kuah panas saat ditelan, menghangatkan sampai ke perut.
Jika berada di daerah utara Jogja (atau memiliki niat baja), Warung SPD patut disinggahi. Buka di daerah Balong, Donoharjo, Km 14, empat tahun silam, warung ini menyajikan menu makanan yang pas dinikmati saat malam hari bersama teman atau keluarga.
Selain bakmi dan nasi, kita juga bisa memesan balungan, tengkleng, kwetiaw, capcay, tongseng, ceker, atau jika ada bahannya, apa saja yang kita minta. Pengalaman makan di sini unik. Bukan hanya karena dua orang yang menjalankan warung ini, Arda dan Amel, sangat piawai membawa percakapan, tetapi juga hawa ‘ke-Tuhanan’ yang hadir di sini.
SPD sendiri adalah kepanjangan dari Sih Pitulungan Dalem, yang merupakan penggalan lagu dari Doa Bapa Kami. “Dulu saya mulai karena keterdesakan. Berangkat dari situasi yang nggak enak, yang membawa kami ke perenungan dan keinginan untuk mandiri. Warung ini jadi semacam solusi untuk situasi itu,” jelas Arda.
Sih Pitulungan Dalem sendiri artinya semata-mata karena pertolongan Tuhan. “Waktu itu kami maknai pas dengan yang kami rasakan saat itu. Warung ini benar-benar kami maknai karena pertolongan Tuhan. Dari nol sampai sekarang, tanpa background memasak,” lanjutnya.
Makan di sini kita akan ditemani banyak tulisan, lukisan, dan hiasan di dinding. Tulisan-tulisannya berupa kata-kata bijak dalam bahasa Jawa. Lukisannya adalah hasil karya Amel. Sedang hiasan-hiasan lain, adalah hasil kreasi mereka juga.
Untuk yang terbiasa dengan cita rasa bakmi dan nasi goreng khas Jawa, mungkin akan merasa menu di sini sedikit berbeda. Namun, hal itu tidak mengurangi kelezatan masakan di sini. Uniknya, SPD tidak menggunakan MSG, gula, maupun garam saat memasak.
Rasa gurih diperoleh dari kemiri, sedangkan rasa asin dan ekstra gurih di dapat dari kaldu jamur. Sehingga rasa yang kita santap mungkin lebih tepat dikatakan umami. Dan untuk pecinta pedas bisa berbahagia. Arda sendiri adalah pecinta pedas, jadi pedas yang bisa kita request bisa sampai ke kemampuan kita.
Menu-menu yang disebutkan di atas rata-rata dihargai Rp 13.000 jika memakai telur ayam. Jika memakai telur bebek, Rp 18.000. Tongseng ayam dihargai Rp 17.000. Sedangkan untuk balungan dan tengkleng, kita memesan sesuai harga yang kita mau. Rp 12.000 atau bahkan Rp 50.000 misalnya. Kita juga bisa menambah side dish ekstra berupa kepala, uritan, ati ampela, ceker, semua dibanderol Rp 7.000.
Sebenarnya Warung Bakmi SPD buka pukul 18.00, tetapi lebih amannya, datanglah pukul 19.00 atau lebih. Tabiat ini sudah dihapal oleh orang-orang sekitar dan pelanggan. Sehingga teman dan kerabat kerap mengganti namanya menjadi ‘Sak Penake Dewe’. Tutup pukul 24.00, kadang lebih, warung ini pasti tutup di hari Selasa, minggu ke-dua setiap bulannya.
Kirim Komentar