Gudeg.net— Sebuah aplikasi yang dapat mendeteksi motif batik diciptakan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Aplikasi yang diberi nama Batik Detector itu pertama dikembangkan oleh Hardika Dwi Hermawan. Aplikasi ini berguna untuk mengenali anekaragam motif batik Indonesia.
“Ketika masih kuliah S1 di Program Studi Pendidikan Teknik Informatika, Universitas Negeri Yogyakarta dulu, saya melihat banyak sekali orang memakai batik, termasuk saya dan teman-teman. Kemudian saya bertanya kepada diri sendiri, sebenarnya batik yang saya kenakan ini batik apa? Ada maknanya tidak ya? Setelah saya membaca, ternyata batik memiliki motif yang beragam dan memiliki makna mendalam terkait kehidupan manusia,” jelas Hardika mengenai motivasinya mengembangkan aplikasi ini.
Di awal, Hardika dibantu oleh Yuanda Putra Perdana dan Dinar Uji Setyaningrum di tahun 2014. Saat itu, aplikasi masih berbasis komputer dan hanya mampu mendeteksi dua motif saja. Aplikasi ini mereka kompetisikan di Festival Ilmiah Mahasiswa (FILM) di UNS dan meraih peringkat pertama. Semenjak saat itu Hardika terus mengembvangkannya.
Batik Detector merupakan aplikasi berbasis android dan menggunakan teknologi Augmented Reality (AR), yang menggabungkan dunia nyata dan virtual dalam satu waktu. “Aplikasi ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi motif batik yang orang kenakan, kemudian menampilkan obyek 3D dan 2D serta video penjelasan mengenai batik yang dikenakan itu dengan begitu akan sangat menarik generasi muda untuk belajar,” terang Hardika.
Pengembangan aplikasi Batik Detector telah melewati banyak tahap dengan melibatkan kelompok yang berbeda di setiap tahapnya. Di akhir tahun 2017, dengan pengembangan lebih lanjut di bagian interface, Batik Detector sempat berpartisipasi dalam event Internasional di Malaysia. Hardika bersama tim dari Yogyakarta, yakni Dwi Pamuji Ismoyo, Seivian Ginanta, Purwatmaja Listiadhi Karana, dan Kiki Ardinal juga mendapat award di event internasional tersebut.
Kirim Komentar