Gudeg.net- Pameran Batik 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY diikuti oleh sekitar 150 pelaku batik, Kamis (11/10).
Terdiri dari para pelaku batik yang berasal Industri Kecil Menengah (IKM) di Yogyakarta dan sejumlah daerah lainnya di Indonesia seperti Bandung Jawa Barat dan lainnya.
Kepala Disperindag DIY Aris Riyanta mengungkapkan, Pameran Batik tahun ini dipastikan berbeda dengan tahun sebelumnya.
“Tahun ini kita menggandeng Kemenperin dalam pelaksanaan pameran batikini dan dipastikan para pelaku batik akan mendapatkan berbagai pengetahuan lebih tentang batik,” ujarnya.
Aris menjelaskan, pameran batik yang merupakan agenda tahunan dari Disperindag DIY ini bertujuan untuk melestarikan salahsatu warisan tak benda milik Yogyakarta. Selain itu juga sebagai sarana bertemunya para pelaku dan kolektor batik yang akan saling berbagi informasi tentang perkembangan batik di Indonesia.
“Dengan bertemunya para pelaku batik pada pameran ini juga diharapkan dapat saling bertukar informasi yang akan berdampak dari meningkatnya kesejahteraan para pelaku batik itu sendiri. Terlebih ada pihak Kemenperin yang akan melakukan talkshow batik,” jelas Aris.
Pameran Batik tahun ini mengangkat tema Batik Nusantara Mendunia dan menampilkan beragam hasil karya batik dari batik klasik, kontemporer, maupun modern. Salah satu batik modern yang diperkenalkan pada pameran ini adalah jenais Batik Analyzer.
Batik Analyzer merupakan sebuah aplikasi teknologi Artificial Intelligence yang bisa mendeteksi keaslian dari motif batik, batik cap maupun tulis.
“Aplikasi ini dikembangkan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta dan bisa mengetahui batik asli atau tidak. Batik asli memiliki ada motif dan kekhasan yang tidak akan ditemukan pada batik printing atau lainnya yang bukan batik asli,” ungkap Kepala Puslitbang Industri Kimia, Farmasi, Tekstil, Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperind RI Sony Sulaksono.
Diharapkan dengan teknologi analyzer ini dapat lebih membantu para pelaku dan kolektor batik untuk dapat mengetahui asli atau palsunya hasil karya batik. Masyarakat yang membutuhkan aplikasi Batik Analyzer juga dapat mengunduh melalui ponsel di playstore atau appstore.
“Saat ini kami sedang mendaftarkan HAKI nya dengan mengumpulkan sekitar 10.000 sample setelah itu baru bisa dipakai masyarakat secara langsung melalui ponsel,” tutur Sony.
Pameran Batik 2019 ini akan diselenggarakan mulai tanggal 9-13 Oktober 2019 dengan berbagai macam agenda kegiatan diantaranya workshop batik, sarasehan batik dan peragaan busana batik oleh sejumlah peserta pameran.
Kirim Komentar