Gudeg.net- Yogyakarta yang masuk ke dalam jalur ring of fire (cincin api) Indonesia tidak akan pernah terpisahkan dengan keberadaan gunung teraktif di dunia yaitu Gunung Merapi. Sejak erupsi freatik pada bulan Mei 2018,Merapi terus memperlihatkan perkembangannya dari meluasnya kawah baru hingga terjadinya guguran lava pijar pada Selasa (25/9/2018) pukul 04.00 WIB lalu.
Pihak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat terjadinya guguran lava pijar yang mengarah ke dalam kawah Merapi sektor barat laut. Guguran sebanyak 17 kali dengan amplitudo 1-32mm dan durasi 12-33 detik. Sedangkan untuk hembusan asap juga terjadi sekitar 11 kali dengan amplitudo 1-35 mm dengan durasi 9-37detik.
Choliq Tim Media Centre mengatakan," Benar telah terjadi guguran lava pijar dari puncak Merapi selasa pagi kemarin,tetapi dengan skala masih kecil dan mengarah ke dalam kawah ," ujarnya. "Warga dihimbau tidak perlu resah dengan menggeliatnya Merapi ini namun tetap harus waspada karena kami pihak BPPTKG belum menurunkan status Merapi dari Waspada II. Bisa terjadi erupsi magmatik atau bisa juga tidak terjadi," tambahnya saat diwawancara di Kantor BPPTKG,(27/9).
Selain itu terjadi sempat terjadi juga gempa vulkanik dangkal pada lereng Merapi dengan amplitudo 33 mm durasi 23 detik dan gempa tektonik jauh dengan amplitudo 1,5 mm durasi 76 detik.
Pihak BPPTKG akan terus memantau perkembanngan Merapi dan mengabarkan kepada warga Yogyakarta melalui website resmi BPPTKG (www.merapi.bgl.esdm.go.id) maupun media sosial seperti twitter (@BPPTKG). Warga dihimbau tetap beraktifitas seperti biasa dan tetap pada batas aman yang ditentukan yaitu 3 Km dari puncak Merapi.
Kirim Komentar