Gudeg.net – Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana, mewakili Gubernur DIY merilis SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Muhammadiyah Kalasan sebagai Sekolah Siaga Bencana (SSB), Senin (22/10).
Gladi lapang penanggulangan bencana gempa bumi dilakukan sebelum perilisan. Gladi ini melibatkan unsur sekolah, BPBD, puskesmas, dan TNI/Kepolisian setempat.
Dengan diresmikannya dua sekolah ini, saat ini Kabupaten Sleman memiliki 56 sekolah yang berpredikat sebagai Sekolah Siaga Bencana dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, turut hadir dalam acara tersebut. Muslimatun menyampaikan, gladi penanggulangan bencana yang diikuti oleh seluruh unsur masyarakat, termasuk di lingkungan sekolah telah menjadi satu kewajiban untuk dilaksanakan dalam rangka mengelola risiko bencana.
“Melalui gladi penanggulangan bencana, kita berbagi peran siapa melakukan apa dan bagaimana caranya. Sehingga tidak ada tumpang tindih atau saling Iempar tanggungjawab saat terjadi kejadian bencana,” tutur Muslimatun.
Muslimatun juga menyampaikan bahwa seluruh pemangku kepentingan memiliki kewajiban secara bersama-sama untuk berperan serta secara aktif dalam kegiatan penanggulangan bencana. Baik dalam masa pra bencana, saat bencana maupun pasca bencana.
SSB merupakan salah satu langkah penanggulangan bencana secara sistematik. SSB dibentuk untuk menyiapkan kesiapsiagaan warga sekolah dan masyarakat disekitarnya dalam menghadapi potensi ancaman bencana.
Program ini juga diharapkan untuk menciptakan generasi penerus yang tangkas, tanggap dan tangguh dalam penanganan bencana.
“Tantangan kedepan dalam membangun sistem penanggulangan bencana adalah mengubah paradigma dari responsif menjadi prefentif,” ujar Biwara.
Kirim Komentar