Gudeg.net – Sleman menargetkan penambahan sebanyak delapan sekolah siaga bencana dan delapan desa tangguh bencana di tahun 2019 ini. Jika target tercapai, di akhir 2019, Sleman akan memiliki 63 Sekolah Siaga Bencana (SSB) dan 53 Desa Tangguh Bencana (Destana).
“BPBD Sleman berusaha mengimplementasikan dengan mensinergikan berbagai elemen yaitu pemerintah, masyarakat, dan pengusaha agar bisa terwujud masyarakat sleman yang tanggap, tangkas, dan tangguh dalam menghadapi bencana,” ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto, di sela-sela pengukuhan Sekolah Siaga Bencana (SSB) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rejodani (13/2).
Pengukuhan SDN Rejodani sebagai SSB membuatnya menjadi sekolah ke-58 yang mendapat predikat Sekolah Siaga Bencanadi Kabupaten Sleman.
Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, yang mengukuhkan sekolah tersebut juga berpesan agar sekolah yang sudah menyandang predikat SSB agar terus melakukan simulasi penanganan bencana.
“Juga untuk sekolah lain juga dapat membentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di sekolahnya masing-masing,” ungkapnya di kesempatan yang sama.
Muslimatun juga menyampaikan harapannya melalui kegiatan gladi lapangan penanganan bencana, warga sekolah dapat meminimalisasi dampak bencana saat terjadi, mengingat hujan dengan intensitas tinggi dan angin puting beliung kerap terjadi di Rejodani.
Di saat yang sama Muslimatun juga mengukuhkan sebanyak 30 anggota Satuan Pendidikan Aman Bencana di SDN Rejodani.
Kirim Komentar