Gudeg.net— Dalam pembukaannya di Rakornas Forum Penanggulangan Risiko Bencana (FPRB) di Sahid Rich (26/11), Willem Rampangilei selaku Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meyampaikan penanggulangan bencana dimulai dari investasi pembangunan infrastruktur.
“Infrastruktur itu penting untuk pra bencana. Kalau pertumbuhan ekonomi 5,4 % dan tidak melakukan investasi pra-bencana, begitu bencana bisa drop ke 2%. Karena ada investasi bisa jadi hanya ke 4% turunnya. Ini tergantung seberapa besar kita melakukan investasi,” ungkapnya.
Investasi ini adalah kesiapsiagaan jika terjadi bencana. Dengan infrastruktur yang siaga bencana, jumlah korban bisa dikurangi. Jumlah kerugian juga dapat berkurang. Aktivitas dapat kembali berjalan normal lebih cepat.
Setelah kesiapsiagaan, hal berikutnya adalah tanggap darurat. Willem menyampaikan, penanggulangan bencana sangat kompleks. Multidimensional, multi stake holder, dan multi disiplinari.
Pemerintah memiliki 32 kementerian dan lembaga yang mempunyai program kegiatan yang berkaitan dengan pengurangan risiko benana. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), masyarakat, dunia usaha, pemda dan segala macam aparat juga memiliki program serupa.
“Oleh karena itu kita perlu melakukan suatu upaya di mana penanggulangan bencana itu harus terarah, terintegrasi, terpadu. Di forum ini lah yang akan bicarakan bagaimana ke depan untuk upaya penanggulangan yang efektif, efisien, cepat, dan tepat,” ujarnya.
Willem juga mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang rawan bencana. Segala jenis bencana dapat dijumpai di Indonesia.
150 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah rawan bencana gempa, 60 juta penduduk terpapar risiko banjir, 40 juta penduduk ada di daerah rawan longsor, 4 juta penduduk di daerah rawan tsunami, dan 1.1 juta penduduk ada di daerah erupsi.
Tren bencana yang diamati juga semakin meningkat. Peningkatan ini sejalan dengan degradasi lingkungan, pertumbuhan penduduk, pembangunan yang tidak berbasis analisis risiko bencana, tidak sesuai dengan building code, tata ruang yang belum selesai, dan sebab lainnya.
“Setelah tanggap darurat, tentu saja rehabilitasi. Jika investasi bangunan baik, rehabilitasi cepat, build back better and safer. Kita bangun infrastruktur yang lebih baik, lebih nyaman, dan lebih kuat,” ungkap Willem lebih lanjut.
Kirim Komentar