Gudeg.net – Tiga kali guguran yang terjadi Selasa (29/1) kemarin di Gunung Merapi ternyata adalah awan panas guguran. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida (30/1).
“Disimpulkan bahwa kejadian tersebut merupakan awan panas guguran,” ujarnya (30/1). Begini kronologi guguran malam tadi (29/1);
- Data kegempaan pada tanggal 29 Januari 2018 periode 00.00-20.00 WIB tercatat gempa low frequency satu kali, gempa multifase dua kali, hembusan dua kali, guguran 29 kali, dan gempa tektonik jauh satu kali.
- Di periode yang sama, guguran lava pijar terlihat sembilan kali guguran kea rah hulu Kali Gendol dengan jarak luncur berkisar di 200-700 meter.
- Awanpanas guguran pertama kali teramati pada pukul 20.17 WIB dengan jarak lucur 1.400 meter dengan durasi 141 detik.
- Pukul 20.53 WIB awanpanas guguran ke dua terjadi dengan jarak luncur 1.350 meter, durasi 135 detik.
- Guguran ke tiga terjadi pukul 21.41 WIB dengan jarak luncur 1.100 meter dan durasi 111 detik. Ketiganya menuju hulu Kali Gendol
- Hujan abu tipis dilaporkan terjadi di sekitar Kota Boyolali, Kecamatan Musuk, Mriyan, Mojosongo, Teras, Cepogo, Simo, Kabupaten Boyolali, dan Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
Walaupun terjadi guguran ini, Hanik mengungkapkan bahwa jarak luncur masih relatif pendek, hingga BPPTKG tidak menaikkan status Merapi dari 'Waspada'.
Masyarakat, khususnya yang berada di Kawasan Rawan Bencana III diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, serta selalu mengikuti perkembangan Merapi terkini dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan asal informasinya. Radius 3 km masih tertutup untuk kegiatan apapun.
Kirim Komentar