Gudeg.net- Menjelang malam Perayaan Cap Go Meh sejumlah umat Tionghoa yang berada di Yogyakarta mendatangi Klenteng Klenteng Tjen Ling Kiong atau Zhen Ling Gong di daerah Poncownitan untuk berdoa. Mereka datang bersama sanak keluarga, menyalakan dupa dan berdoa didepan altar utama klenteng.
Cap Go Meh dirayakan pada 15 hari setelah Perayaan Tahun Baru China atau Imlek dan untuk tahun ini klenteng yang lebih dikenal dengan nama Klenteng Poncowinatan ini tidak merayakan secara besar-besaran.
Pengurus Klenteng Margo Mulyo mengatakan bahwa untuk Cap Go Meh Klenteng Poncowinatan hanya melakukan ibadah seperti biasa tanpa perayaan.
“Umat hanya berdoa biasa bersama keluarganya, tidak ada perayaan dan keramaian pada Cap Go Meh disini,” ujarnya saat menyiapkan dupa, Selasa (19/2).
Lanjut Margo, Cap Go Meh di Klenteng Poncowinatan hanya identik dengan memanjatkan doa secra pribadi atau bersama keluarga demi keselamatan dan kesejahteraan. Dan ada juga yang salaing bersilaturahmi antara umat, tambah Margo.
Sivia seorang umat mengatakan bahwa umat Tionghoa Klenteng Poncowinatan pada Cap Go Meh hanya berdoa saja tidak lebih.
“Kami sengaja datang sore karena waktu ini sangat tepat unntuk berdoa pada dewa agar kami diberikan keselamatan dan kesejahteraan dalam menjalani kehidupa setahun kedepan nanti,” ungkapnya.
Dengan menyalakan sejumlah dupa, Silvia yang datang bersama kedua orangtuanya nampak sangat khusyuk saat memanjatkan doa didepan altar utama klenteng. “ Saya minta cepat dapat momongan, ujarnya.
“Bagi umat Tionghoa Perayaan Cap Go Meh boleh dirayakan dengan suka cita dan boleh juga hanya sekedar berdoa memohon kepada dewa-dewa,” pungkas Margo Mulyo saat diwawancara.
Kirim Komentar