Gudegnet - Forum Mahasiswa Minang Institut Seni Indonesia Yogyakarta (FORMMISI-Yk) menggelar pameran After Mooi Indie (AMI) #3. Pameran berlokasi di Galeri R J Katamsi, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Sewon, Bantul ini mengambil tajuk Surau dan Rantau.
“Tema Surau dan Rantau yang dipilih untuk pameran AMI kali ini adalah upaya untuk melihat kembali bagaimana identitas kultural Minangkabau yang disimbolkan melalui ‘surau’ beradaptasi dengan era globalisasi seperti saat sekarang (rantau) melalui karya seni dan seniman-seniman muda Minangkabau,” kata kurator, Riski Januar dalam katalog pameran.
Andrea, mahasiswa ISI yang dalam pameran ini bertugas sebagai EO menceritakan, “After Mooi Indie” awalnya adalah perayaan ulang tahun ke-10 FORMMISI. Namun karena mendapat respon yang bagus, kemudian diadakanlah penyelenggaraan kedua, lalu ketiga saat ini.
Secara keseluruhan, ada sebanyak 59 seniman yang terlibat dalam pameran ini. Terbagi di dua lantai galeri, karya yang ditampilkan total sebanyak 68.
Karya yang ditampilkan terdiri dari lukisan, instalasi, dan art kinetic. “Art kinetic ini baru pertama kali ditampilkan,” kata Andrea, Selasa (9/4/2019). Karya berjudul "Untitle #1" oleh Wahyu Ilham ini berbentuk sesosok tubuh manusia, dengan roda yang menembus bagian kanan tubuh. Jika ditekan tombolnya, roda ini akan berputar.
Ia menambahkan, ada hal baru lain yang tak ada di penyelenggaraan sebelumnya yakni award untuk karya terbaik. Ada dua karya yang mendapat award ini. Karya yang mendapat award ditandai dengan pita berwarna merah.
Di lantai atas, antara lain ada karya video instalasi yang ditampilkan dalam ruang khusus, berjudul “Rendang Badendang”. Ruang ini kental dengan suasana minang, dari video yang diputar dengan lagu khas minang, juga bumbu dapur seperti cabai, bawang yang juga dipajang di dinding galeri.
Pameran ini masih berlangsung hingga 20 April 2019.
Kirim Komentar