Gudeg.net—Laporan pengamatan Merapi pukul 00.00 hingga 24.00 WIB (24/5) menunjukkan tiga kali guguran awan panas dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter dan guguran lava enam kali dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah hulu Kali Gendol.
Data kegempaan menunjukkan gempa guguran sejumlah 17 kali dengan amplitudo 3-50 mm, durasi 19.64-101.18 detik. Gempa hembusan lima kali (Amplitudo : 4-7 mm, Durasi : 13-84 detik), gempa low frequency dua kali (Amplitudo : 2-3 mm, Durasi : 8.7-13 detik).
Sedangkan gempa Hybrid/Fase Banyak terjadi sebanyak tiga kali (Amplitudo : 2-10 mm, S-P : 0.4-0.5 detik, Durasi : 6-11 detik). Gempa guguran awan panas tercatat memiliki amplitudo 42-65 mm dengan durasi 115-125 detik.
Di puncak Gunung Merapi cuaca tercatat cerah, berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur laut, barat daya, barat, dan barat laut. Suhu udara 16-28.5 °C, kelembaban udara 27-98 %, dan tekanan udara 564-708 mmHg. Volume curah hujan 9 mm per hari.
Heru Suparwaka, penulis laporan, menuliskan visual gunung terlihat jelas dengan kabut 0-I, 0-II, hingga kabut 0-III. “Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50 m di atas puncak kawah,” lapornya.
Rekomendasi untuk masyarakat dalam menyikapi status waspada Gunung Merapi yang dicanangkan sejak 21 Mei 2018 ini belum berubah. Radius 3 km dari puncak harus bersih dari aktivitas penduduk, penghuni di KRB (Kawasan Rawan Bencana) III diimbau mewaspadai hujan pada puncak Merapi karena dapat menyebabkan aliran lahar di Kali Gendol.
Kirim Komentar