Gudeg.net–Pengamatan Gunung Merapi periode 20 Oktober 2019 menunjukkan terjadi 12 kali gempa guguran selama periode pengamatan 00.00-24.00 WIB.
Sementara itu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengabarkan hingga pukul 01.30 WIB dini hari tadi badai masih melanda Gunung Merapi.
Salah satunya ditandai dengan rekaman aktivitas di Gunung Merapi yang masih didominasi oleh rekaman angin. "Semoga badai segera reda," cuit BPPTKG dalam akun media sosial resminya (21/10).
Seismogram BPPTKG pengamatan aktivitas Gunung Merapi/via @BPPTKG
Data kegempaan juga menunjukkan terjadi gempa tektonik jauh sebanyak tiga kali. Gempa tersebut beramplitudo 3-13 mm, S-P 18.6-28.2, dengan durasi 50.9-102 detik saat periode pengamatan 06.00-18.00 WIB.
Gempa hybrid/fase banyak terjadi satu kali dengan amplitudo 2 mm, S-P 0.21, berdurasi delapan detik. Sedangkan gempa vulkanik dalam terjadi dua kali dengan amplitudo 3-13 mm, S-P 0.48-1.6 dengan durasi 7.6-8.88 detik.
Visual Gunung Merapi nampak jelas. Kabut hingga kabut 0-I sampai 0-III tanpa asap solfatara teramati. Cuaca cenderung cerah-berawan. Dalam periode pengamatan ini, tidak ada guguran lava teramati.
Sejumlah pengamatan ini masih menghasilkan status Waspada (Level II) untuk Merapi. Status Waspada sudah disandang Gunung Merapi sejak 21 Mei 2018 lalu.
Masyarakat masih tidak diizinkan untuk beraktivitas 3 kilometer dari puncak kawah dan masih diimbau untuk mewaspadai lahar jika terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi.
Info lebih lengkap dapat diakses melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 Mhz, melalui telepon (0274) 514180/514192, website www.merapi.bgl.esdm.go.id, dan media sosial BPPTKG (facebook: infobpptkg, twiter: @bpptkg).
Data diperoleh dari Badan Geologi, PVMBG, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Data ini dapat juga disimak di https://magma.vsi.esdm.go.id/
Kirim Komentar