Gudeg.net- Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun ini mengalami peningkatan bidang akademik yang cukup baik. Hal itu dibuktikan dari naiknya peringkat UGM menurut Quacquarelli Symonds World University Rangking (QS-WUR) 2020.
Menurut QS-WUR UGM pada tahun ini menempati posisi ke-320 pada pemeringkatan universitas dunia yang pada tahun sebelumnya berada pada peringkat 391.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono mengatakan peningatan dicapai dengan memperbaiki proses-proses reputasi akademik dan impak UGM di dunia.
“Upaya-upaya perbaikan proses yang dilakukan UGM terbukti mampu meningkatkan posisi UGM, menaikkan 71 peringkat dari tahun sebelumnya,” ujarnya pada saat bertemu awak media di Ruang Sidang Pimpinan UGM Yogyakarta, Rabu (19/6).
Panut menjelaskan, hasil pemeringkatan tersebut menempatkan UGM sebagai universitas nomor satu di Indonesia dalam hal reputasi akademik. Namun UGM tetap akan melakukan sejumlah perbaikan pada sistem akademik dan publikasi ilmiah.
Perbaikan sistem terus diperbaiki dengan tujuan agar misi dan mandat yang telah secara konsisten dikerjakan UGM sejak berdirinya dapat semakin diakui, menjadi rujukan dan acuan perubahan, serta memimpin di dunia internasional.
“Dengan meningkatnya pemeringkatan UGM menjadikan kampus kita ini menjadi kampus terbaik nomer satu di Indonesia dan menjadi salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mendongkrak kepercayaan dunia internasional terhadap UGM,” jelasnya.
Namun Panut juga menekankan tantangan bagi UGM untuk mewujudkan kepemimpinan dalam berbagai bidang semakin berat. Upaya-upaya strategis yang sifatnya jangka panjang harus dapat digeser menjadi strategi pencapaian jangka pendek dan menengah.
Kualitas karya-karya akademik UGM harus ditingkatkan agar dapat menjadi rujukan serta menghasilkan impak yang dapat dirasakan dunia internasional. Sivitas akademika UGM juga perlu mengukir lebih banyak artefak ilmiah yang kontributif terhadap kemanusiaan.
Dan untuk menyukseskan tujuan tersebut UGM berharap Pemerintah Pusat dapat berperan aktif untuk mendorong masyarakat supaya menimba ilmu di perguruan tinggi dalam negeri, termasuk ke UGM Yogyakarta.
Menurut Panut, alih-alih mengeluarkan devisa untuk mengirim mahasiswa belajar di luar negeri, akan lebih baik bila pemerintah bersama perguruan tinggi di Indonesia membangun jejaring pendidikan tinggi yang menarik dunia internasional.
“Lebih baik kita membangun proses akademisi dan industriawan lebih baik lagi untuk dapat berkarya bersama. Membangun suasana akademik dengan kualitas yang setara dengan perguruan tinggi di luar negeri," tutup Rektor UGM itu.
Kirim Komentar