Gudeg.net- Ratusan anak-anak berkumpul untuk mengikuti sejumlah permainan tradisonal yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia di Lapangan Trirenggo Bantul, (11/7).
Kegiatan yang bertajuk Internalisasi Nilai Tradisi Melalui Permainan Tradisional dan Cerita Rakyat ini diikuti oleh para siswa dan siswi yang berasal Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Luar Biasa (SLB) di wilayah Bantul.
Kepala Seksi (Kasi) Ekspresi Kemendikbud RI Satriyo Pujiraharjo mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud dari keperdulian Kemendikbud RI terhadap untuk menjaga tradisi dan kelestarian permainan tradisional anak yang sudah ada sejak dahulu.
“Ini wujud keperdulian kami kepada kearifan lokal setempat dan yang terpenting dengan permainan seperti ini anak-anak jadi bisa belajar bagaimana bersifat saling bekerja sama dan gotong royong sebagai jiwa warisan leluhur,” ujarnya.
Iapun menjelaskan, generasi muda saat ini banyak yang sudah tidak perduli lagi dengan keberadaan permainan tradisional yang dulu merupakan permainan keseharian. Saat ini anak-anak lebih sering dengan gadget dan lupa waktu bermain yang sebenarnya.
“Didalam permainan tradisional terdapat bentuk dari karakter dan jati diri sebuah bangsa kita, sebagai warisan bangsa Indonesia,” jelasnya.
Melalui kegiatan internalisasi permainan tradisional ini Kasi Ekspresi Kemendikbud itu berharap agar untuk wilayah DIY khususnya Bantul untuk tetap melestarikannya dan dijaga agar tidak punah.
“Ini adalah sarana menanamkan nilai budaya bangsa dan meningkatkan jiwa disiplin, sportivitas serta jiwa kepemimpinan,” harap Satriyo.
Terdapat sekitar delapan buah permainan tradisonal yang dipersiapkan oleh Komunitas Kampoeng Dolanan dan diantaranya adalaha Egrang, Bakiak, Dakon, Kelereng, Kasti dan sejumlah permainan lainnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul Nugroho Eko Setyanto mengapresiasi seluruh kegiatan yang melibatkan sekitar 350 siswa sekolah ini.
“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan positif ini dapat mewujudkan salah satu cita-cita Pemerintah Daerah Bantul untuk menjadi Kabupaten Layak Anak (KLA) pada tahun ini,” tuturnya.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Bantul baru dapat mencapai predikat madya (menengah) dalam verifikasi yang dilakukan tim dari Kementerian Desa Tertinggal akhir Juni lalu tentang kabupaten layak anak.
Untuk kegiatan cerita rakyat akan diikuti oleh 150 anak yang akan dipersembahkan oleh Iwan dari sanggar SANIJI Bantul dengan membawakan sejumlah dongeng seperti operet Sang Kancil. Dongeng akan didukung oleh Dalang bocah Terbaik Tingkat Nasional Branjang Pamadi dari sanggar Sumunar Banguntapan Bantul.
Kirim Komentar