Gudeg.net - Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) menggelar pameran seni rupa bertajuk “Potret: Penyelidikan Estetis”. Pameran dibuka Selasa (13/8) malam.
Seniman yang terlibat dalam pameran ini antara lain Abdi Setiawan, Budi Ubrux, Dadang Rukmana, Dipo Andy, F. Sigit Santosa, Galam Zulkifli, I Nyoman Darya, Jumaldi Alfi, Kokoh Nugroho, Tantin Udiantara, dan Zukarnain Rustam.
“Tema ini kita usung sebagai satu ikhtiar antara Museum Dan Tanah Liat dan Sicincin Indonesian Contemporary Art (SICA) untuk mencari semacam referensi tentang potret,” kata Wahyudin, kurator pameran Selasa (13/8).
Ia mengatakan, potret merupakan salah satu pokok perupaan penting. Selama tiga tahun belakangan, Museum Dan Tanah Liat dan SICA bekerja sama menggelar pameran dengan pokok perupaan yang prinsipil.
“Kami berharap setiap pameran dengan pokok-pokok perupaan yang sederhana, mendasar, atau yang prinsipil ini, pemirsa bisa mendapatkan penghayatan sekaligus pemahaman atas apa yang diusung oleh para perupa,” katanya.
Sementara itu sub tema “Penyelidikan estetis” bertolak dari asumsi yang harus dibuktikan. “Sebagai satu kemungkinan, bahwa setiap perupa berkarya dengan ikhtiar melakukan penyelidikan terhadap apa yang dia kerjakan, tidak terkecuali pokok perupaan potret,” ucapnya.
Menurut Wahyudin, pameran ini mepresentasikan ikhtiar kreatif- pikiran, perasaan, dan tanggapan para seniman atas “potret” dalam bahasa visual, seturut kadar dan kecenderungan artistic, atau sesuai dengan pengetahuan dan daya imajinasinya.
Dalam ruang galeri dapat kita jumpai belasan karya seniman dengan kecenderungan artistic yang berbeda-beda. Antara lain ada lukisan wajah Pramoedya Ananta Toer karya Aan Arief, wajah Marlyn Monroe karya galam Zulkifli, hingga patung berjudul “Si Pelukis Rakyat” karya Abdi Setiawan dan juga “Topeng” karya Anusapati.
“Kemungkinan-kemungkinan di luar arus utama atau pengetahuan umum yang kita ketahui, pameran ini menawarkan sejumlah kemungkinan. Jadi selain kemungkinan bagi perupa itu sendiri, tapi juga kemungkinan bagi pemahaman kita atas yang namanya lukisan potret,” kata Wahyudin.
Pameran ini masih beralangsung hingga 22 Agustus 2019.
Kirim Komentar