Gudeg.net—Berderet-deret manusia kelaparan di malam hari terus berdatangan mengisi antrian. Ini pemandangan lumrah di Warung Nasi Kuning Mbah Jo di bilangan Seturan.
Buka dari pukul 20.00 WIB, tempat satu ini tidak sepi pembeli yang didominasi anak-anak muda. Mahasiswa memang memenuhi Jogja bagian Seturan-Babarsari. Banyak juga mitra ojek daring nampak mengantri.
Salah satu penyebab tempat ini selalu sukses dirubung oleh manusia-manusia lapar adalah harganya yang sangat terjangkau.
“Nasi kuning standar Rp6.000 saja,” ujar Rina, kasir di warung terbuka ini (18/8). Dengan membayar enam ribu rupiah saja, lauk yang kita dapat berupa sayur nangka, buncis, bihun, dan orek tempe,
Untuk lauk ada berlimpah lauk yang bisa kita pilih. Sambal kentang kerang, ikan balado, soun, ayam, lele, dan masih banyak lainnya. Paling mahal ada cumi yang tergantung besarnya berkisar Rp15.000-Rp20.000. Ayam dan lele ada di kisaran Rp8.000-Rp9.000.
Warung sederhana ini mampu menjual sekitar 200-an nota semalam. Dalam satu nota biasanya ada 2-3 pesanan. Iya, ada banyak sekali dalam semalam.
Jam paling ramai di sini dari jam buka hingga pukul 22.00 WIB. Walaupun begitu, sisa malam tetap cukup ramai. Menurut Rina, warung ini tutup jika habis makanannya. Paling cepat pukul 22.30 WIB dan paling malam pukul 02.00 WIB.
Nama warung ini Nasi Kuning Mbah Jo, pemilik tempat ini bukan Mbah Jo. Pemiliknya dirahasiakan, tapi Mbah Jo ada di sekitar warung. Biasanya Mbah Jo dapat ditemukan berkeliaran sambil bersih-bersih.
“Nama Mbah Jo dipinjam karena bunyinya familiar buat orang-orang,” jelas Rina lagi.
Warung ini dapat kita temukan di ujung jalan Ruko Babarsari. Setiap minggu kedua dan minggu keempat warung ini libur.
Kirim Komentar