Gudeg.net—Hajatan akbar seni, Nandur Srawung #6 di Taman Budaya Yoyakarta (TBY) dibuka dengan meriah. Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) DI Yogyakarta, Aris Eko Nugroho (18/9).
Dalam pidato pembukaannya, Kadisbud menyampaikan harapannya agar ada pembahasan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Nandur Srawung.
“Jika Nandur Srawung bisa ditetapkan setiap bulan September atau Oktober tiap tahunnya, kita bisa bercerita di luar sana. Di Yogya tidak hanya ada event pariwisata, tetapi juga event budaya,” ujar Aris (18/9).
Momentum status Yogyakarta sebagai ASEAN City of Culture hingga 2020 harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperkenalkan kegiatan budaya di Yogyakarta.
Malam itu juga diserahkan dua penghargaan, Young Rising Artist Award dan Lifetime Achievement Award. Penghargaan pertama jatuh ke tangan mahasiswa pasca sarjana ISI, Lejar Hukubun. Sedangkan penghargaan kedua jatuh ke tangan seniman kawakan Yogya, Samuel Indratma.
Ratusan orang berkumpul di TBY menunggu pintu masuk menuju pameran dari 200 seniman, individu maupun kolektif, dibuka.
Nampak di antara rombongan yang menunggu pintu dibuka sejumlah seniman besar macam Nasirun dan Djaduk Ferianto.
Pembukaan agenda seni yang mengangkat tema Gegayutan: Peer to Peer ini juga dimeriahkan oleh band Liburan di Rumah, Sungai, dan Tashoora. Selain band, DJ Golemtek tampil di akhir panggung, menutup malam itu.
Masing-masing membawakan lima buah lagu, ketiga band indie ini tampil atraktif. Sungai membawakan lagu dari dua albumnya, seperti ‘Pohon’ dan ‘Lega’. Band yang dibesut oleh musisi Anggito Rahman ini tampil dengan format baru.
Tashoora sendiri sebagai band yang tengah naik daun, menarik penonton ke depan panggung. Mereka tampil rapi membawakan lagu-lagunya yang bertemakan kritik-kritik sosial seperti ‘Hitam’ dan ‘Sabda’.
Di penghujung malam, DJ Golemtek dengan nada-nada upbeat dan menghentak menghajar penonton hingga malam itu berakhir.
Kirim Komentar