Seni & Budaya

Tradisi Cupu Panjala, Ritual Sakral Membaca Ramalan Dari Kain Kafan

Oleh : Rahman / Selasa, 22 Oktober 2019 12:53
Tradisi Cupu Panjala, Ritual Sakral Membaca Ramalan Dari Kain Kafan
Upacara Tradisi Pembukaan Cupu Panjala di rumah juru kunci di Padukuhan Mendak, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, (22/10)Gudeg.net (Noe)

Gudeg.net- Ahli waris dari keluarga dari trah Panjala kembali menggelar Upacara Tradisi Pembukaan Cupu Panjala di rumah juru kunci di Padukuhan Mendak, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Selasa (22/10) dini hari.

Upacara yang merupakan tradisi turun temurun itu dihadiri oleh ratusan warga yang berasal dari dalam maupun luar Yogyakarta.

Cupu Panjalu merupakan tiga buah guci dengan nama Semar Kinandu, Palang kinantang, dan Kenthiwiri, yang disimpan didalam peti berusia 500 tahun, dan dibungkus ratusan kain kafan.

Tradisi Upacara Pembukaan Cupu Panjala adalah merupakan tradisi membaca tanda atau ramalan yang muncul pada lembaran-lembaran kain kafan pembungkus Cupu Panjala yang dibuka oleh para ahli waris.

Ketua Dewan Kebudayaan CB Supriyanto mengatakan, ini merupaka tradisi yang memang setiap tahun dinanti-nanti oleh warga.

“Pada tradisi ini dipercaya bahwa akan terlihat tanda-tanda yang tampak pada kain penutup Cupu Panjala sebagai ramalan yang aka terjadi pada setahun kedepan,” ujarnya.

Supriyanto menjelaskan, sebelum acara ini pembukaan Cupu Panjala, terlebih dahuu diawali dengan ritual makan kembul bersama sebanyak dua kali. Pukul 23.00 WIB kembul pertama dibagikan kepada seluruh warga yang hadir, berupa nasih gurih, lauk ayam suwir, dan beberapa potongan sayur seperti toge, pete cina dan lainnya.

“Setelah kembul pertama selesai barulah ritual pembukaan kain penutup Cupu Panjala dimulai oleh seorang Kyai yang merupakan salahsatu keturunan Trah Panjala,” jelasnya.

Sebelum kain penutup Cupu Panjala benar-benar dibuka, warga kembali melakukan ritual makan kembul bersama tahap kedua namun kali ini cara makannya yang berbeda. Makan kembul kedua seluruh warga diharuskan makan sepiring berdua.

Saat makan satu piring berdua ini, warga tidak diperkenan memakai sendok atau garpu akan tetapi harus memakai tangan dan minimal hanya tiga kali suapan nasi.

Makna filosofisnya tiga kali suapan adalah perjalanan manusia selama hidup di dunia diantaranya Metu (lahir), Manten (menikah), dan Mati.

“Ini dilakukan dengan tujuan, sebesar apapun rezeki itu harus sebisa mungkin dibagi dengan orang lain, jangan kita nikmati sendiri, kebersamaan diutamakan pada ritual ini,” tutur Supriyanto.

Masyarakat akan membawa pulang makan sisa pada ritual kebul kedua ini. Masyarakat meyakini ada berkah dari sisa makanan itu.

Dan tepat pada pukul 01.00 WIB upacara inti dilakukan yaitu membuka kain penutup Cupu Panjal untuk melihat tanda apa yang akan muncul.

Terdapat sebanyak 25 hasil pantauan di lokasi pembukaan Cupu Panjalu yang terdiri dari 23 lembar awal kain mori pembungkus cupu kosong disebutkan tanpa gambar. Dan hasil dari pembukan kain Cupu Panjalu adalah:

1. Lembaran awal 23 lembar kosong tur resik, garing.

2. Sisi kidul kulon ono gambar wayang togog marep ngidul ngulon

3. Sisih kulon ono gambar kerangka manusia

4. Sisih wetan ono gambar sirah singo

5. Sisih kulon ono gambar babon pitik lan puthuk marepe ngalor

6. Sisih wetan ono bercak darah teles

7. Sisih lor ono gambar wong wadon tangane diangkat ning duwer sirah marepe ngalor ngulon

8. Sisih wetan ono barang warnane koyo enjet utowo gamping

9. Sisih lor wetan ono wong lanang nggo katok cekak macul

10. Sisih kidul ono gambar ombak segoro terus kemule tetep garing

11. Sisih kidul kulon ono gambar keris

12. Sisih lor wetan wong olahraga marepe ngidul ngetan priyantun lanang

13. Sisih wetan ono rambut cendak

14. Sisih lor onoo wit jagung ora ono godonge ning ono wohe

15. Sisih kulon ono gambar wayang kresno

16. Sisih lor rodo ngetan ono gambar wong lanang tiga mlumah tangane ngrancung kiwo tengen buri

17. Sisih kidul wetan ono gambar asu marep ngulon

18. Sisih kulon ono gambar pesawat halikopter

19. Sisih kidul wetan ono gambar sirah papat sing cilik loro sing gede loro

Tujuan dari Upacara Pembukaan Cupu Panjala ini adalah sebagai media untuk menghubungkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya diberikan berkah dan kesuburan, terkait dengan musim tanam tiba.

Selain itu juga sebagai upacara yang berfungsi sosial, yaitu sebagai kegiatan sosial kemasyarakatan untuk membina solidaritas antara masyarakat dalam berinteraksi.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM



    BPPTKG

    BPPTKG

    Radio Kotaperak FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini